Bangun Tol Trans Sumatera, Hutama Karya Kembali Minta Suntikan Rp 19 Triliun

9 September 2021 17:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi PT Hutama Karya (HK). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi PT Hutama Karya (HK). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Hutama Karya (Persero) kembali meminta tambahan dana tahun ini untuk pembangunan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Tol ini terbentang dari Lampung hingga Aceh sepanjang 1.884 kilometer.
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan tambahan dana melalui penyertaan modal negara (PMN) itu sekitar Rp 19 triliun di akhir tahun ini. Modal itu di luar dari modal yang baru saja cair baru-baru ini Rp 6,2 triliun.
"Di sisi pendanaan, PMN telah cair Rp 6,2 triliun di 2021, pemerintah juga telah selesaikan tambahan PMN Rp 19 triliun di akhir 2021," kata Tiko, sapaan akrabnya, dalam sambutannya di webinar HK Academy bertajuk Accelerating Indonesia's Economic Growth Through Infrastructure Development, Kamis (9/9).
Tiko menjelaskan, tambahan modal di tahun ini untuk mendukung pembangunan sejumlah ruas utama JTTS mulai dari Medan-Binjai, Binjai-Langsa, Pekanbaru-Dumai, Kuala Tanjung, hingga Tebing Tinggi-Parapat.
Foto udara pembangunan proyek jalan tol Trans Sumatera ruas Palembang-Bengkulu Seksi Indralaya-Prabumulih di Indralaya, Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Kamis (18/3/2021). Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
Dengan permintaan tambahan Rp 19 triliun, total PMN yang dikantongi Hutama Karya mencapai Rp 25,2 triliun untuk tahun ini.
ADVERTISEMENT
Untuk tahun depan, Hutama Karya juga sudah meminta Rp 31,35 triliun. Permintaan ini juga sudah diusulkan Menteri BUMN Erick Thohir ke DPR RI dan Kementerian Keuangan dalam R-APBN 2022.
Berkaca ke belakang, pada 2015 Hutama Karya juga mendapatkan PMN sebesar Rp 3,6 triliun, pada 2016 Rp 2 triliun, pada 2019 Rp 10,5 triliun, dan pada 2020 Rp 11 triliun. Totalnya mencapai Rp 27,1 triliun.
Tiko meminta kepada Hutama Karya untuk segera menyelesaikan proyek tepat waktu yang ditargetkan pada tahun 2024 pada tahap I. Selain kucuran PMN, Tiko juga berharap Hutama Karya mendapatkan uang melalui Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Authority Investment (INA) dari ruas jalan tol yang sudah dibangun.
ADVERTISEMENT
"(Selain dukungan dari pemerintah) pendanaan juga akan diwujudkan melalui INA diharapkan bisa memberikan alternatif ke Hutama Karya untuk mendapatkan cash dari proyek (JTTS) yang telah diselesaikan," ujarnya.