Bangun Tol Trans Sumatera, Hutama Karya Masih Butuh Dana Rp 386 Triliun

11 Juli 2020 17:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Tol Trans Sumatera. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tol Trans Sumatera. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Hutama Karya (Persero) atau HK masih melanjutkan pembangunan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang merupakan tol terpanjang di Indonesia dengan bentang 2.769 km.
ADVERTISEMENT
Direktur Keuangan HK Hilda Savitri mengatakan untuk menyelesaikan keseluruhan konstruksi atas 2.769 km JTTS, HK masih membutuhkan investasi sebesar Rp 386 triliun.
"Dari total kebutuhan Rp 476 triliun, dana yang sudah dipenuhi sampai saat ini adalah Rp 90 triliun. Di mana dari Rp 90 triliun, ekuitas sebesar Rp 55 triliun merupakan pinjaman dari perbankan dan global bond sebesar Rp 35 triliun. Sehingga total sisa kebutuhan untuk menyelesaikan JTTS adalah sebesar Rp 386 triliun," ungkap Hilda dalam Webinar Mencari Alternatif Pembiayaan Infrastruktur Di Era New Normal, Sabtu (11/7).
Hilda mengatakan hingga saat ini, HK sudah mengoperasikan 364 km di Tol Trans Sumatera.
Hingga akhir tahun nanti, HK menargetkan bisa mengoperasikan 500 kilometer (km). Dari sisa yang sudah dan akan beroperasi, masih ada 771 km dalam tahap pembangunan konstruksi.
ADVERTISEMENT
"Kami sudah mengoperasikan 364 km tol dari 5 ruas, dan sebentar lagi dalam tahap inspeksi final sebesar 131 km yaitu ruas Pekanbaru-Dumai. Dan total 771 km sedang dalam proses konstruksi. Sehingga akhir tahun ini kami harapkan total ruas yang sudah beroperasi naik menjadi 500 km," ujarnya.
Ilustrasi PT. Hutama Karya (HK). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Untuk menyelesaikan pembangunan tersebut, HK memperoleh bantuan modal dari pemerintah melalui PMN sebesar Rp 19,6 triliun. Namun selain dana dari pemerintah, Hilda mengatakan pihaknya juga mencoba mencari alternatif pembiayaan. Beberapa yang berhasil digaet antara lain sekuritisasi aset dari ruas JORR S dan Akses Tanjung Priok (ATP), Viability Gap Fund (VGF), penerbitan Global Medium Term Notes (GMTN), dan fasilitas cash deficiency support.
"Kami diberikan pengelolaan jalan tol JORR S dan ATP, dan berdasarkan pemasukan JORR S dan ATP ini kami dapat menerbitkan obligasi sebesar Rp 11 triliun, di mana dananya digunakan untuk pembangunan JTTS,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada juga dukungan konstruksi 130 km atau senilai Rp 16 triliun yang diambil dari konsesi jalan tol Trans Jawa. Artinya para operator juga harus melakukan pembangunan sepanjang 130 km di JTTS.
Selain itu, HK juga berhasil mendapatkan pinjaman sebesar Rp 34,7 triliun, salah satunya berasal dari global bond senilai USD 600 juta. Sehingga dari total PMN yang sebesar Rp 19,6 triliun tersebut, pemerintah telah berhasil me-leverage pendanaan sebesar Rp 70 triliun.
“Sehingga total pendanaan yang berhasil tersedia hingga saat ini sebesar hampir Rp 90 triliun, di mana PMN hanya sebesar Rp 19,6 triliun, dan Rp 70 triliun berasal dari berbagai alternatif pendanaan yang telah dikumpulkan oleh Pemerintah dalam bentuk sekuritisasi aset JORR S dan ATP, dan berbagai macam pinjaman dari lembaga keuangan yang dijamin pemerintah,” tandasnya.
ADVERTISEMENT