Bank BRI Sediakan Layanan Trade Finance Bagi Nasabah Ekspor LPEI

26 Desember 2019 19:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bank BRI menandatangani kerja sama dengan LPEI terkait penyediaan layanan digital trade finance BRI bagi nasabah ekspor LPEI. Foto: Dok. BRI
zoom-in-whitePerbesar
Bank BRI menandatangani kerja sama dengan LPEI terkait penyediaan layanan digital trade finance BRI bagi nasabah ekspor LPEI. Foto: Dok. BRI
ADVERTISEMENT
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau Bank BRI menandatangani kerja sama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) terkait penyediaan layanan digital trade finance BRI bagi nasabah ekspor LPEI. Penandatanganan kerja sama ini dilakukan di Jakarta (26/12) serta dihadiri oleh Direktur Kelembagaan & BUMN Bank BRI Agus Noorsanto, Direktur Pelaksana I LPEI Dikdik Yustadi, dan SEVP II LPEI Mohammad Guntur.
ADVERTISEMENT
Agus menjelaskan dengan adanya kerja sama ini perseroan berkomitmen untuk menjadi solusi transaksi perdagangan internasional bagi LPEI.
“Bank BRI siap memfasilitasi LPEI dengan layanan secara lengkap terkait trade finance & international banking services, pelaporan Devisa Hasil Ekspor (DHE), dan BRI Cash Management System (CMS),” ujar Agus.
Bank BRI berkomitmen untuk menjadi solusi transaksi perdagangan internasional bagi LPEI Foto: Dok. BRI
Nasabah-nasabah eksportir LPEI dapat dilayani di Kantor Cabang BRI terdekat yang ditunjuk untuk melakukan presentasi dokumen dan layanan trade finance lain yang berkaitan dengan ekspor.
“Sinergi antara Bank BRI dengan LPEI diharapkan dapat memberikan manfaat nyata kepada seluruh nasabah eksportir serta mampu mendorong perekonomian Indonesia khususnya dalam upaya peningkatan ekspor Indonesia melalui pemberian pelayanan dan kemudahan ekspor. Di sisi lain, kerja sama ini merupakan upaya nyata untuk mendorong pelaku UMKM menembus pangsa pasar internasional,” pungkas Agus.
ADVERTISEMENT
Hingga akhir November 2019, volume ekspor dan impor Bank BRI dengan menggunakan fasilitas trade finance tercatat meningkat 18,15 persen (year on year) dengan fee-based income mencapai Rp 1,5 triliun.