Bank Dunia Beri Utang RI Rp 5,7 T untuk Perkuat Sektor Keuangan, Buat Apa Saja?

11 Juni 2021 13:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor Pusat Bank Dunia (World Bank). Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Kantor Pusat Bank Dunia (World Bank). Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Bank Dunia kembali memberikan utang kepada pemerintah Indonesia senilai USD 400 juta atau sekitar Rp 5,7 triliun (kurs Rp 14.400 per USD). Pendanaan ini bertujuan untuk membantu pemerintah Indonesia memperdalam, meningkatkan efisiensi, dan memperkuat ketahanan sektor keuangan.
ADVERTISEMENT
Adapun pandemi COVID-19 memberikan tekanan di sektor keuangan, fiskal, dan sosial yang berpotensi menjadi berkepanjangan. Sementara pasar keuangan di Tanah Air dinilai kurang inklusif dan menyebabkan kerentanan.
“Wabah COVID-19 menjadikan berbagai reformasi struktural dalam mengatasi kerentanan sektor keuangan mendesak untuk segera dilakukan. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memperkuat sektor keuangan, karena perannya yang sangat penting dalam menjaga pertumbuhan Indonesia dan mengurangi kemiskinan, terutama selama tahap pemulihan COVID-19,” ujar Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam keterangannya, Jumat (11/6).
Pendanaan tersebut akan mendukung berbagai reformasi di sektor keuangan melalui tiga pendekatan utama. Pertama, pendanaan bertujuan untuk memperdalam sektor keuangan dengan memperluas akses kepada layanan keuangan, termasuk oleh generasi muda dan perempuan, memperluas cakupan produk-produk keuangan, dan memberikan insentif untuk simpanan jangka panjang. Berbagai upaya tersebut akan mengurangi kerentanan Indonesia terhadap arus keluar portofolio asing.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan saat konferensi pers terkait dampak virus corona di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Kedua, pinjaman ditujukan untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya di sektor keuangan, dengan memperkuat kerangka kepailitan dan hak-hak kreditor, melindungi konsumen dan data pribadi, serta membangun sistem pembayaran yang lebih efisien dan lebih cepat dengan memanfaatkan teknologi digital. Hal ini akan membantu pembayaran bantuan sosial yang berskala besar kepada masyarakat rentan selama berlangsungnya krisis.
ADVERTISEMENT
Ketiga, untuk mendorong kemampuan sektor keuangan bertahan dari guncangan, dengan memperkuat kerangka resolusi untuk menghindari berbagai gangguan terhadap kegiatan keuangan jika terjadi kegagalan bank, meningkatkan efektivitas pengawasan sektor keuangan, serta menerapkan praktik-praktik keuangan yang berkelanjutan.
Satu Kahkonen, Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste mengatakan, pendanaan tersebut melengkapi berbagai upaya pemerintah untuk melindungi sektor keuangan dan perekonomian secara keseluruhan akibat pandemi COVID-19.
“Dengan menjadikan layanan keuangan lebih transparan, dapat diandalkan, dan berorientasi kepada teknologi, maka simpanan dapat disalurkan kepada investasi-investasi yang paling produktif secara lebih hemat, lebih cepat, dan lebih aman, sehingga membuka peluang bagi masyarakat untuk berinvestasi untuk masa depannya dan untuk melindungi diri mereka dari berbagai guncangan yang tidak diharapkan,” tambahnya.
ADVERTISEMENT