Bank Dunia Ingatkan RI Tetap Waspada Gejolak Ekonomi Global

16 Desember 2018 11:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung perkantoran di Jakarta. (Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung perkantoran di Jakarta. (Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso)
ADVERTISEMENT
Bank Dunia menilai Indonesia telah berhasil bertahan di tengah guncangan ekonomi global berkat fundamental ekonomi makro yang kokoh dan koordinasi kebijakan yang kuat.
ADVERTISEMENT
Namun, Bank Dunia tetap meminta pemerintah waspada karena gejolak masih berlanjut. Ketidakpastian perdagangan global dan pengetatan kebijakan moneter AS bisa menyebabkan arus keluar modal dan gejolak keuangan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
"Meski tekanan pada rupiah telah berkurang, Indonesia harus semakin memperkuat posisi eksternalnya dengan mempercepat upaya peningkatan ekspor dan investasi," kata Frederico Gil Sander, Ekonom Utama untuk Bank Dunia di Indonesia, dikutip dari laman Bank Dunia, Minggu (16/12).
Menurut Frederico, langkah menerapkan perjanjian perdagangan bebas dan merevisi Daftar Negatif Investasi (DNI) untuk mengurangi pembatasan investasi dari luar negeri akan meningkatkan daya saing Indonesia cukup tepat.
Kebijakan tersebut, kata dia, juga akan menciptakan pekerjaan yang baik sehingga semakin banyak penduduk Indonesia menjadi bagian kelas menengah.
ADVERTISEMENT
Adapun Bank Dunia dalam laporan triwulannya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ke tiga bisa mencapai 5,2 persen. Pertumbuhan tersebut ditopang dari kebijakan moneter dan fiskal yang membawa stabilitas ekonomi makro.
World Bank  (Foto: Reuters/Jonathan Ernst)
zoom-in-whitePerbesar
World Bank (Foto: Reuters/Jonathan Ernst)
Pertumbuhan investasi tetap menjadi pendorong utama ekonomi, dengan investasi konstruksi menguat dibanding kuartal sebelumnya. Sementara konsumsi masyarakat sedikit menurun, lonjakan konsumsi pemerintah mempertahankan pertumbuhan konsumsi secara keseluruhan.
“Koordinasi pemerintah dalam hal kebijakan moneter, fiskal dan nilai tukar telah membantu Indonesia melewati gejolak eksternal yang baru-baru ini terjadi,” kata Rodrigo A. Chaves, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste.
Menurut Rodrigo, reformasi struktural yang dapat mengurangi kerentanan domestik akan semakin meningkatkan ketahanan ekonomi serta mendorong kemampuan mengelola gejolak global dengan lebih baik apabila hal tersebut kembali terjadi di masa depan.
ADVERTISEMENT
Sementara pertumbuhan PDB riil tahunan diproyeksikan menjadi 5,2 persen untuk 2018 dan 2019, sedikit lebih tinggi dari tahun 2017. Permintaan domestik yang lebih kuat masih didominasi oleh investasi, dan diperkirakan akan lebih besar dari pada hambatan sektor eksternal, di tengah melambatnya pertumbuhan global dan berlanjutnya ketidakpastian kebijakan perdagangan global.