Bank Dunia Naikkan Kelas RI, yang Bikin Luhut Kaget Akhirnya Terbukti

2 Juli 2020 8:01 WIB
Menteri Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan hadiri Entry Meeting di Gedung BPK, Jakarta, Senin (6/1). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan hadiri Entry Meeting di Gedung BPK, Jakarta, Senin (6/1). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Dunia secara resmi menaikkan kelas Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah ke atas (upper middle income country), dari sebelumnya berpendapatan menengah ke bawah atau lower middle income country.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut karena lembaga internasional itu menilai Gross National Income (GNI) Indonesia mengalami kenaikan. GNI adalah Produk Domestik Bruto (PDB) ditambah pendapatan yang dibayarkan dari negara lain, seperti bunga dan dividen.
Berdasarkan laman resmi Bank Dunia seperti dikutip kumparan, Kamis (2/7), GNI per kapita Indonesia naik menjadi USD 4.050, dari sebelumnya USD 3.840.
Dengan demikian, kini Indonesia sejajar dengan negara-negara berpendapatan menengah atas lainnya, seperti Thailand, Malaysia, dan China. Adapun GNI per kapita Thailand adalah USD 7.260, Malaysia USD 11.200, dan China USD 10.410.
Untuk tahun fiskal saat ini dan 2021, Bank Dunia juga menaikkan ambang batas (threshold) GNI per kapita. Untuk negara berpendapatan rendah (lower income) GNI per kapitanya adalah kurang dari USD 1.036, naik dari sebelumnya di bawah USD 1.026.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk negara berpendapatan menengah ke bawah atau lower middle income, negara tersebut harus memiliki pendapatan USD 1.035 hingga USD 4.045, naik dari sebelumnya USD 1.026 hingga USD 3.995.
Kantor Pusat Bank Dunia (World Bank). Foto: Reuters
Negara berpendapatan menengah ke atas atau upper middle income memiliki GNI per kapita USD 4.046 hingga USD 12.535, naik dari USD 3.996-12.375. Dan negara berpenghasilan tinggi atau high income memiliki GNI per kapita minimal USD 12.536, dari sebelumnya melebihi USD 12.375.
"Ekonomi berpenghasilan rendah didefinisikan sebagai mereka yang memiliki GNI per kapita USD 1.035 atau kurang pada 2019; ekonomi berpenghasilan menengah ke bawah adalah mereka yang memiliki GNI per kapita antara USD 1.036 dan USD 4.045; ekonomi berpendapatan menengah atas adalah mereka yang memiliki GNI per kapita antara USD 4.046 dan USD 12.535; ekonomi berpenghasilan tinggi adalah mereka yang memiliki GNI per kapita sebesar USD 12.536 atau lebih," tulis laman resmi Bank Dunia.
ADVERTISEMENT
Kabar Indonesia naik kelas menjadi negara pendapatan menengah atas sebelumnya dibocorkan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut mengaku terkejut dengan kenaikan peringkat itu, lantaran dilakukan di tengah kondisi pandemi yang memprihatinkan seperti saat ini.
"Saya ingin juga sampaikan berita baik untuk kita bahwa Indonesia diumumkan oleh World Bank telah naik dari lower middle income country menjadi upper middle income country. Saya juga cukup kaget melihat ini, karena diumumkan pada saat seperti ini," kata Luhut dalam peluncuran kampanye #SemuanyaAdaDisini secara virtual, Rabu (1/7).
Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani saat Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Kenaikan kelas tersebut juga direspons oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Menurutnya, kenaikan status ini juga merupakan tahapan strategis dan landasan kokoh menuju Indonesia Maju Tahun 2045.
ADVERTISEMENT
"Untuk menjadi ekonomi terbesar kelima di dunia, beberapa kebijakan yang perlu ditingkatkan, antara lain memperkuat sumber daya manusia melalui pendidikan, program kesehatan, dan perlindungan sosial, membangun infrastruktur yang layak untuk menyokong mobilitas dan mendorong pembangunan," jelasnya.
Indonesia juga perlu memperkaya inovasi dan teknologi dalam menjawab tantangan industri ke depan. Selain itu, perlu memperbaiki kualitas layanan dan meningkatkan efisiensi proses bisnis serta menjaga APBN yang sehat sebagai kunci sukses menuju Indonesia Maju 2045.
Indonesia dan Bank Dunia juga terus meningkatkan kerja sama melalui kerangka kerja Country Partnership Strategy. Untuk penanganan dampak pandemi COVID-19, Bank Dunia memberikan dukungan pembiayaan kepada Indonesia sebesar USD 250 juta atau sekitar Rp 3,62 triliun (kurs Rp 14.500)yang dikemas dalam program Indonesia COVID-19 Emergency Response.
ADVERTISEMENT
Pendanaan tersebut digunakan untuk mendukung Indonesia dalam mengurangi risiko penyebaran, meningkatkan kemampuan mendeteksi, serta meningkatkan tanggapan terhadap pandemi COVID-19. Program ini sekaligus akan mendukung penguatan sistem nasional untuk kesiapsiagaan kesehatan masyarakat.