Bank Dunia Restui Pembentukan Financial Intermediary Fund untuk Tangani Pandemi

2 Juli 2022 8:58 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Bank Dunia. Foto: REUTERS/Johannes P. Christo
zoom-in-whitePerbesar
Logo Bank Dunia. Foto: REUTERS/Johannes P. Christo
ADVERTISEMENT
Dewan Direktur Bank Dunia telah menyetujui pembentukan Financial Intermediary Fund (FIF) atau Dana Perantara Keuangan yang akan membiayai investasi paling penting saat ini yaitu kesehatan. Pendanaan ini guna memperkuat kapasitas Pembiayaan Kesiapsiagaan, Pencegahan dan Respons (PPR) pandemi di tingkat nasional, regional, dan global dengan fokus pada negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dana tersebut akan membawa tambahan atas sumber daya khusus untuk PPR pandemi, memberi insentif kepada negara-negara untuk meningkatkan investasi pada PPR pandemi, meningkatkan koordinasi di antara para mitra dan berfungsi sebagai platform untuk advokasi kesehatan.
Pada awalnya, gagasan pembentukan mekanisme pembiayaan kesehatan global dikemukakan oleh Panel Independen Tingkat Tinggi (High Level Independent Panel/HLIP) G20 pada tahun 2021. Kemudian, dieksplorasi oleh para Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan di bawah naungan Presidensi G20 Italia, dan puncaknya kemudian dituangkan dalam Deklarasi Roma Pemimpin G20.
Melalui deklarasi tersebut, para Pemimpin G20 menyepakati untuk membentuk Gugus Tugas Gabungan Keuangan dan Kesehatan atau Joint Finance and Health Task Force (JFHTF). Gugus tersebut diketuai Indonesia bersama Italia dan bertugas mengembangkan modalitas untuk pembentukan mekanisme pembiayaan baru terkait PPR pandemi selama Kepresidenan G20 Indonesia.
ADVERTISEMENT
Setelah pembahasan yang ekstensif dan komprehensif oleh Gugus Tugas, pada Pertemuan Menteri Keuangan dan Kesehatan Gabungan G20 di Indonesia pada 21 Juni 2022 lalu. Para Menteri telah menyatakan dukungan untuk pembentukan FIF di bawah pengelolaan Bank Dunia.
FIF akan melengkapi pembiayaan dan dukungan teknis yang telah diberikan oleh Bank Dunia dengan memanfaatkan keahlian teknis dari Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) dan melibatkan organisasi penting lainnya. Adapun, tujuan FIF adalah menyediakan pembiayaan untuk mengatasi kesenjangan dalam pembiayaan PPR pandemi untuk memperkuat kapasitas negara (domestik) di berbagai bidang seperti pengawasan penyakit, sistem laboratorium, tenaga kerja kesehatan, komunikasi dan manajemen darurat serta keterlibatan masyarakat.
FIF juga dapat membantu mengatasi kesenjangan dalam memperkuat kapasitas regional dan global, misalnya, dengan mendukung berbagi data, harmonisasi peraturan, dan kapasitas untuk pengembangan yang terkoordinasi. Sementara itu, terdapat pengadaan, distribusi dan penyebaran tindakan pencegahan serta pasokan medis penting.
ADVERTISEMENT
Komitmen kontribusi senilai lebih dari USD 1 miliar telah diamankan untuk FIF ini. Jumlah tersebut juga sudah termasuk kontribusi sebesar USD 50 Juta dari Indonesia. Lalu, komitmen kontribusi lainnya berasal dari Amerika Serikat, Komisi Uni Eropa, Jerman, Indonesia, Singapura serta Inggris, dan juga donasi dari lembaga filantrofis, Wellcome Trust dan The Bill and Melinda Gates Foundation.
Presiden Grup Bank Dunia, David Malpass. Foto: Reuters/Jim Young
Menurut Presiden Grup Bank Dunia, David Malpass, Bank Dunia adalah penyedia pembiayaan terbesar untuk PPR pandemi dengan operasi aktif di lebih dari 100 negara berkembang untuk memperkuat sistem kesehatan mereka.
"FIF akan memberikan tambahan dana jangka panjang untuk mendukung negara dan kawasan berpenghasilan rendah dan menengah bersiap dalam menghadapi pandemi apabila kembali terjadi di masa yang akan datang," ujar Malpass melalui keterangan tertulis, Sabtu (2/7).
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan terpisah mewakili Finance Deputy G20 Indonesia, Kepala Pusat Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral, Kementerian Keuangan Indonesia, Dian Lestari, mengajak kepada pihak yang belum terlibat agar dapat juga berkontribusi pada FIF.
“Kami berharap para anggota G20 maupun non-G20 lain agar dapat berkomitmen untuk berkontribusi dana pada FIF dan bersama mengajak pihak lain untuk juga bersama berkontribusi pada inisiatif global untuk kesehatan yang penting ini," kata Dian.
Dian berharap, FIF dapat diluncurkan secara formal dan beroperasi pada bulan September 2022. Dalam beberapa minggu mendatang, JFHTF, Bank Dunia, dan WHO akan bekerja sama dengan para Donor FIF dan mitra serta para pemangku kepentingan strategis lainnya untuk mengembangkan kerangka tata kelola dan manual operasi dari FIF secara terperinci.
ADVERTISEMENT
“Kepresidenan G20 Indonesia sangat mengharapkan dukungan dan kontribusi dari semua pemangku kepentingan terkait dalam upaya bersama untuk memperkuat arsitektur kesehatan global. Kami percaya bahwa melalui pekerjaan untuk mendirikan FIF ini, kami dapat menunjukkan kepada dunia tentang nilai multilateralisme dalam hal memastikan dunia lebih siap untuk menghadapi pandemi di masa depan," tandas Dian.