Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Bank Dunia Sebut Utang RI Terbesar, Kemenkeu Terapkan Cara Berutang yang Baik
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ULN Indonesia terdiri dari utang luar negeri pemerintah Bank Indonesia, BUMN, dan swasta dengan jumlah mencapai USD 402,08 miliar atau sekitar Rp 5.940 triliun (kurs Rp 14.775 per dolar AS) di tahun 2019, naik 5,9 persen dari posisi utang luar negeri di tahun 2018 yang sebesar USD 379,58 miliar.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengakui bahwa utang pemerintah mengalami kenaikan. Namun, Suahasil mengklaim pemerintah berhutang dengan baik.
Adapun alasan besaran utang negara naik karena pemerintah butuh biaya untuk menangani pandemi COVID-19. Biaya yang besar ini membuat pengeluaran negara meningkat. Sedangkan penerimaan negara dari sisi pajak menurun. Artinya keuangan negara dalam kondisi defisit.
“Defisit naik artinya pembiayaan harus naik. Pemerintah harus membiayai dengan mengeluarkan surat utang. Utang pemerintah naik. Kalau utang naik bagaimana cara berhutang yang baik? Di literatur sudah dirumuskan bagaimana berutang yang baik,” ungkap Suahasil dalam Webinar Giatkan Literasi Investasi Bangkitkan Ekonomi Negeri, Sabtu (17/10).
Menurut Suahasil, ada beberapa indikator untuk mengetahui bahwa pemerintah telah berhutang dengan baik. Pertama, utang dipakai untuk kegiatan yang produktif. Dalam kondisi saat ini, utang negara digunakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan, perlindungan sosial dan mendukung UMKM.
ADVERTISEMENT
“Menurut saya sangat justify. Itu akan kita pertanggungjawabkan dalam seluruh laporan,” ujarnya.
Kedua, Suahasil mengklaim pemerintah juga berhutang sesuai dengan kebutuhan dan tidak berlebih. Terakhir, pemerintah juga berkomitmen untuk memenuhi seluruh kewajiban yaitu membayar bunga dan mengembalikan utang pada saat jatuh tempo.