Bank Dunia Terbitkan Green Komodo Bond Rp 2 Triliun

8 Oktober 2018 10:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
World Bank  (Foto: Reuters/Jonathan Ernst)
zoom-in-whitePerbesar
World Bank (Foto: Reuters/Jonathan Ernst)
ADVERTISEMENT
International Finance Corporation (IFC) yang merupakan anggota World Bank Group (Bank Dunia) telah menerbitkan Green Komodo Bond dalam denominasi rupiah yang berhasil menarik permintaan sebanyak USD 134 juta atau sekitar Rp 2 triliun (kurs Rp 15.100).
ADVERTISEMENT
Obligasi ini dikeluarkan untuk membiayai infrastruktur yang mendasar dan proyek-proyek terkait iklim. Adapun penerbitan Green Komodo Bond ini merupakan pertama kalinya dalam mata uang rupiah oleh bank pembangunan multilateral untuk investasi ke proyek-proyek iklim di Indonesia.
Berdasarkan keterangan Bank Dunia, Senin (8/10), Green Bond lima tahun ini akan terdaftar di Bursa Efek London dan Bursa Efek Singapura. Dengan demikian, hal ini akan mendukung pasar mata uang domestik di Indonesia.
Klien IFC dalam hal ini adalah Bank OCBC NISP, selaku agen penjual. Hasil dari Green Komodo Bond itu akan membiayai infrastruktur dan proyek-proyek terkait iklim, sesuai dengan prinsip-prinsip Green Bond.
“Penerbitan Green Komodo Bond ini memungkinkan kami untuk memobilisasi pendanaan internasional ke dalam proyek-proyek ramah iklim di Indonesia. Kami ingin mereplikasi dan meningkatkan model ini untuk mengatasi tantangan iklim di Indonesia,” ujar Nena Stoiljkovic, Wakil Presiden IFC untuk Asia dan Pasifk.
ADVERTISEMENT
Jingdong Hua, Wakil Presiden dan Bendahara IFC mengatakan, Green Komodo Bond dalam rupiah untuk investasi dalam hal iklim ini bertujuan agar sektor swasta bisa lebih mengelola risiko mata uang asing melalui mata uang lokal. Sembari juga mengembangkan bisnis yang ramah terhadap iklim (climate-smart).
Dari sisi underwriters, John-Lee Tin, Managing Director, Head of SSA DCM and MTN JP Morgan mengatakan, investor bereaksi positif terhadap transaksi Green Komodo Bond dalam rupiah ini. Dengan adanya volatilitas saat ini di pasar negara berkembang, kelebihan permintaan transaksi dari obligasi ini (oversubscribe), merupakan tingkat keberhasilan yang tinggi.
Selain itu, Henrik Raber, Kepala Pasar Kredit Global Standard Chartered Bank mengatakan, respons investor yang kuat terhadap transaksi IFC menandakan bahwa fokus investor global terhadap dan pembiayaan untuk membantu mengatasi perubahan iklim meningkat.
ADVERTISEMENT
World Bank (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
World Bank (Foto: Wikimedia Commons)
Berikut detail dari Green Komodo Bond yang diterbitkan IFC:
Rating: S&P AAA (stabil)/Moody’s: Aaa (stabil)
Tanggal penyelesaian: 9 Oktober 2018
Jatuh tempo tanggal: 9 Oktober 2023 (5 tahun)
Ukuran: Rp 2 triliun
Re-offer Price: 100 persen
Re-offer Yield: 8,00 persen
Kliring: Euroclear/Clearstream
Terdaftar di: Bursa Efek London/Bursa Singapura
Underwriters: Bank of America Merrill Lynch/ J.P. Morgan/Standard Chartered Bank