Bank Indonesia: Industri Fesyen Syariah RI Berpotensi Peringkat Wahid di Dunia
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah bank Indonesia (BI) Diana Yumanita menegaskan bahwa industri fesyen syariah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Menurut riset BI, hal ini karena adanya berbagai aspek internal dan eksternal. Apa saja?
“Aspek internal adalah Indonesia menjadi salah satu negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Dukcapil (Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil) mencatat 86,88 persen penduduk kita beragama Islam. Ini saja sudah jadi pasar sendiri,” jelas Diana dalam jumpa pers virtual sebagai persiapan dari Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2021, Senin (18/10).
Sedangkan untuk aspek eksternal, Diana melanjutkan bahwa teknologi berperan penting dalam upaya Indonesia untuk menggaet pelaku bisnis fesyen dari luar negeri. Dengan pasar jumlah penduduk muslim global yang mencapai 24 persen atau setara dengan 1,8 miliar dari populasi dunia, Indonesia dapat mengekspansi jangkauannya ke seluruh negara.
ADVERTISEMENT
“Bukan hanya itu, bahkan terus bertumbuh. Jadi ini adalah pasar potensial bagi industri halal, khususnya sekarang kita bicara soal fesyen syariah,” sambungnya.
Mensinyalir pertumbuhan positif yang signifikan dari industri fesyen syariah Indonesia, BI terus berusaha untuk menyediakan platform bagi para seluruh pelaku industri fesyen untuk berkolaborasi dan unjuk karya.
Sebagai aksi nyata, ISEF kembali diadakan untuk yang kedelapan kalinya pada tahun ini. Berlangsung dari 27-30 Oktober 2021, ISEF akan menghadirkan lebih dari 600 pelaku usaha dengan 2.100 produk fesyen syariah dan makanan halal.
“Pada tahun ini, kita berfokus untuk memberikan edukasi dan motivasi bagi para pelaku usaha, dari segala latar belakang. Kami menggandeng desainer pakaian, penjahitnya, reseller, bahkan masyarakat semua sebagai konsumen. Ini supaya ada upaya untuk memberikan pengertian dari hulu ke hilir,” ucap Diana.
ADVERTISEMENT