Bank Indonesia Pastikan Cadangan Devisa Masih Cukup Jaga Rupiah

25 Agustus 2022 21:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menghitung uang dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menghitung uang dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, memastikan cadangan devisa masih bisa menjadi bantalan untuk menjaga pergerakan nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global.
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia mencatat penurunan cadangan devisa terjadi pada Juli 2022. Sementara posisi akhir cadangan devisa pada bulan Juli lalu sebesar USD 132,2 miliar.
"Ini masih sangat jauh di atas batas standar kecukupan internasional. Cadangan devisa kita masih setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Sedangkan standard kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," ungkap Destry di hadapan Komisi IV DPD RI, Kamis (25/7).
Destry mengungkapkan, penurunan cadangan devisa di bulan Juli diakibatkan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah, sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
Tak hanya itu, depresiasi nilai tukar rupiah yang terjaga juga ditopang oleh neraca transaksi berjalan yang mencatat surplus USD 3,9 miliar atau setara 1,1 persen produk domestik bruto (PDB). Surplus ini meningkat dibandingkan surplus di kuartal sebelumnya USD 0,4 miliar atau setara 0,1 persen dari PDB.
ADVERTISEMENT
Destry melanjutkan, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mengalami surplus sebesar USD 2,4 miliar, setelah pada kuartal sebelumnya mencatat defisit sebesar USD 1,8 miliar.
BI meramal nilai tukar rupiah akan bergerak pada level Rp 14.500 hingga Rp 14.900 per dolar Amerika Serikat di tahun ini.
"Ketahanan sektor eksternal masih terjaga, memberi fundamental yang solid sehingga depresiasi nilai tukar rupiah masih lebih terjaga dibandingkan dengan mata uang lainnya," pungkas dia.