Bank Indonesia Sebut Ekonomi RI Mulai Pulih, Perbankan hingga Ekspor Membaik

14 Oktober 2020 18:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: Willy Kurniawan/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: Willy Kurniawan/Reuters
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia melaporkan sejumlah kabar baik dari perkembangan terkini di sektor perbankan, hingga kinerja ekspor di tengah pandemi virus corona.
ADVERTISEMENT
Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia, Juda Agung, mengatakan saat ini perbankan mulai melonggarkan persyaratan kredit. Selain itu, bunga kredit diklaim sudah mulai turun.
"Lending standarnya sudah diperlonggar. Lending standard itu ada beberapa kriteria atau persyaratan kredit itu kan. Ada dari agunan, suku bunga, dari macam-macam jenis dan sebagainya ya. Suku bunga juga sudah diperlonggar sangat signifikan ya. Itu good news-nya seperti itu," ungkap Juda dalam Diskusi Virtual Bank Indonesia dengan redaktur media, Rabu (14/10).
Sementara dari sisi fundamental, Juda mengatakan modal perbankan saat ini masih sangat baik. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perbankan berada di sekitar 23 persen. Tak hanya CAR, likuiditas perbankan juga dilaporkan sangat melimpah.
ADVERTISEMENT
"Rasio dari alat likuid terhadap DPK di perbankan sekarang ini 31 persen dan ini tertinggi di dalam 8 tahun terakhir," ujar Juda.
Menurut Juda, seandainya permintaan kredit mulai membaik, maka sejatinya perbankan pun sudah siap menyalurkan pembiayaan.
Juda juga melaporkan bahwa pertumbuhan DPK perbankan saat ini terus meningkat. Per September 2020, DPK perbankan tumbuh sekitar 12,9 persen. Juda menilai angka tersebut cukup tinggi.
Tren serupa juga terjadi pada tabungan perseorangan yang juga tumbuh di atas 10 persen. Pun pada penabung korporasi yang juga naik lebih tinggi yaitu 13 persen.
Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Ini artinya apa? Artinya buffer di sektor riilnya masih cukup kuat. Katakanlah kalau kondisi COVID-19 sudah boleh (membaik), maka dia siap melakukan konsumsi di sektor rumah tangga ekonomi. Di korporasi juga siap melakukan aktivitas ekonomi. Jadi itu dari sisi demand juga masih cukup baik," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya di dalam negeri, Juda menjelaskan bahwa perbaikan ekonomi juga terjadi secara global. Menurut dia, beberapa negara terutama di negara-negara maju seperti China, sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
Kondisi tersebut akhirnya berpengaruh pada ekspor Indonesia yang mulai menunjukkan perbaikan, termasuk juga sektor logam. Sejalan dengan kondisi tersebut, BI juga melihat penjualan di sektor korporasi juga sudah mulai membaik.
Penjualan yang kemarin sempat melorot kini mulai menunjukkan perbaikan begitu juga dari sisi profitabilitas, dan kemampuan bayar koperasi juga sudah mulai ada tanda-tanda perbaikan.
"Kalau kita lihat ke koperasi yang export-oriented juga kinerjanya lebih baik dibandingkan dengan industri secara keseluruhan. Jadi memang ini mudah-mudahan indikasi-indikasi supply maupun dari sisi demand untuk kredit ini segera terakselerasi di dalam triwulan ke depan," ujarnya.
ADVERTISEMENT