news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Bank Indonesia: Stagflasi Global Bayangi Ekonomi RI

27 Juni 2022 16:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perry Warjiyo (kiri) dan Destry Damayanti. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Perry Warjiyo (kiri) dan Destry Damayanti. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) memastikan tetap mencermati laju inflasi, stabilitas nilai tukar, serta mendukung pertumbuhan ekonomi domestik di tengah naiknya tekanan eksternal. Salah satunya stagflasi, yakni kondisi di mana ekonomi menurun, sementara inflasi justru melonjak tinggi.
ADVERTISEMENT
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan, situasi global saat ini masih sangat sulit, sehingga asumsi mengenai kondisi perekonomian Indonesia ke depannya masih sangat rentan. Kendati demikian, ia melihat adanya risiko pertumbuhan ekonomi global yang melambat.
"Kami melihat risiko stagflasi global akan bayangi ekonomi kita ke depan," ungkap Destry dalam rapat kerja bersama dengan Badan Anggaran DPR RI, Senin (27/6).
Destry menjelaskan, saat ini BI tengah berfokus pada menjaga stabilitas inflasi, yang dikhawatirkan akan melonjak. BI memperkirakan tingkat inflasi pada tahun 2022 akan melewati batas lebih dari 4 persen.
"Namun, di tahun 2023 kami perkirakan inflasi akan berada kembali kembali ke kisaran 2 persen hingga 4 persen" jelas Destry.
Tidak hanya itu, Destry mengungkapkan, BI akan terus waspadai tekanan inflasi ke depannya, terutama dari komponen harga yang bergejolak (volatile food) dan dampak pada ekspektasi inflasi.
ADVERTISEMENT
Menurut Destry, BI akan mengarahkan segala instrumen kebijakan yang ada, termasuk penyesuaian suku bunga acuan serta apabila ada tanda-tanda kenaikan inflasi tinggi.
"Saat ini inflasi inti 3,6 persen dan BI akan terus perkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah bersama Tim Pengendali Inflasi Pusat dan daerah," ujar Destry.