Bank Indonesia Tak Mau Terburu-buru Luncurkan Rupiah Digital, Kenapa?

25 Agustus 2021 19:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi logo Bank Indonesia. Foto: Reuters/Fatima El-Kareem;
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi logo Bank Indonesia. Foto: Reuters/Fatima El-Kareem;
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan alasan tak buru-buru meluncurkan rupiah digital. Wacana menghadirkan mata uang elektronik dengan nama Central Bank Digital Currency ini, menguat seiring meledaknya investasi uang virtual kripto.
ADVERTISEMENT
Menurut Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, saat ini BI masih melakukan berbagai kajian terkait rencana tersebut. Bila diterbitkan secara buru-buru, dikhawatirkan akan berisiko mengganggu sistem perbankan.
"Kalau sebuah bank sentral mengeluarkan CBDC secara salah desain, dia akan menghancurkan semua bank,” kata Erwin dalam webinar membahas seputar bank sentral yang digelar Infobank, Rabu (25/8).
Erwin memberi sinyal, secara dukungan teknologi sebetulnya BI sudah cukup siap buat meluncurkan rupiah digital. Akan tetapi, apabila penerbitan segera dilakukan, berisiko menyebabkan beralihnya nasabah perbankan.
"Ini nanti menyebabkan sistem perbankan akan hancur," jelasnya.
BI sebagai bank sentral terlebih dahulu menyiapkan dan memikirkan cara supaya kehadiran uang digital bisa relevan atau berjalan seiring dengan sistem perbankan.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, BI juga mesti menunggu pemerintah merevisi aturan undang-undang. Erwin mengatakan, setiap kementerian dan lembaga pemerintahan perlu terlebih dahulu bersinergi membuat strategi nasional menghadapi digitalisasi.
“Ada beberapa hal tentang infrastruktur digital yang harus dibangun dulu, termasuk sistem hukum, khususnya perlindungan data dan konsumen. Dan dia tetap industri yang harus highly regulated karena ada uang orang di situ,” kata Erwin.