Bank Indonesia: Tambahan Modal USD 6,31 Miliar dari IMF Bukan Utang

8 September 2021 14:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi logo Bank Indonesia. Foto: Reuters/Fatima El-Kareem;
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi logo Bank Indonesia. Foto: Reuters/Fatima El-Kareem;
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Indonesia (BI) menegaskan kucuran modal dari International Monetary Fund (IMF) yang meningkatkan cadangan devisa Agustus 2021 bukan merupakan utang.
ADVERTISEMENT
IMF baru saja memberikan alokasi tambahan lewat skema Special Drawing Rights untuk negara-negara anggota pada akhir Agustus 2021. Indonesia mendapatkan tambahan sebesar 4,46 miliar SDR atau senilai USD 6,31 miliar. Tambahan dana ini membuat cadangan devisa Indonesia pada Agustus 2021 meningkat menjadi USD 144,8 miliar.
Kepala Departemen Internasional BI, Doddy Zulverdi, mengatakan bahwa dana tersebut merupakan inisiatif IMF dan bukan merupakan tambahan utang. Sehingga tidak ada batas waktu dalam pengembaliannya.
"SDR yang kita terima ini tidak ada kesamaannya dengan yang kita terima pada krisis 1998, waktu itu memang utangnya harus dikembalikan," jelas Doddy dalam taklimat media, Rabu (8/9).
"Sementara SDR yang sekarang kita terima bukan utang, tidak ada batas waktunya. Tidak ada SDR saat ini harus dikembalikan karena semacam cadangan bersama," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Dia menegaskan, SDR kali ini tidak dikeluarkan dalam rangka situasi mendesak. Begitu pula bukan karena inisiatif dari negara-negara yang merasa tengah menghadapi kesulitan ekonomi akibat pandemi COVID-19.
Doddy menjelaskan, inisiatif yang dilakukan IMF berangkat atas alasan sebagai upaya mendukung ketahanan ekonomi negara-negara anggotanya. Sehingga dana ini dikucurkan juga untuk negara-negara besar seperti Amerika Serikat hingga Jepang.
"Alokasi SDR kita terima ini BI enggak bayar apa-apa. Jadi tanpa biaya, itu sama sekali menunjukkan kalau kita berutang tentu kita harus bayar. Ini bukan utang luar negeri BI, bukan utang luar negeri negara," tuturnya.