Bank Kebanjiran Dana, Yuk Kita Intip Besarnya Simpanan Milik Orang-orang Kaya!

14 Juni 2021 16:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang Petugas Teller PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. sedang menghitung uang kertas di Kantor Cabang Harmoni, Jakarta, Senin (18/5). Foto: Dok. BTN
zoom-in-whitePerbesar
Seorang Petugas Teller PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. sedang menghitung uang kertas di Kantor Cabang Harmoni, Jakarta, Senin (18/5). Foto: Dok. BTN
ADVERTISEMENT
Bank kebanjiran dana justru saat ekonomi nasional mengalami resesi di masa pandemi. Penambahan dana terbesar ada di kelompok rekening dengan saldo di atas Rp 5 miliar yang nota bene merupakan milik orang-orang kaya.
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, mengungkapkan selama bulan April 2021, total simpanan bank umum mengalami kenaikan sebesar Rp 669,79 triliun atau naik 10,79 persen (yoy). Kenaikan ini didorong oleh saldo seluruh jenis simpanan.
"Tiering simpanan dengan saldo di atas Rp 5 miliar tercatat mengalami kenaikan paling besar. Yakni melonjak sebesar Rp 432,96 triliun atau setara 14,68 persen secara year on year," kata Purbaya dalam rapat dengan Komisi XI DPR, Senin (14/6).
Jumlah itu mencakup 64,64 persen dari total kenaikan dana simpanan di bank umum.
Adapun saldo simpanan kurang dari Rp 2 miliar per rekening, juga mengalami kenaikan sebesar Rp 212,58 triliun atau naik sebesar 7,89 persen (yoy). Selanjutnya, total simpanan di atas Rp 2 miliar juga terkerek sebesar Rp 457,21 triliun alias 11,02 persen yoy.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa. Foto: Dok. LPS
"Per April 2021, jumlah rekening yang dijamin LPS sebanyak 99,92 persen dari total rekening atau setara 363.074.944 rekening. Besaran nilai simpanan yang dijamin LPS sebesar Rp 2 miliar per nasabah setara dengan 35,1 kali PDB per kapita nasional 2020," pungkasnya.
ADVERTISEMENT

Deposito Dialihkan ke Giro

Apabila dilihat dari komposisi jenis simpanan di bank untuk tiap sektor industri, kata Purbaya, tampak tren pengalihan simpanan dari deposito ke giro dilakukan sejumlah sektor korporasi. Ini ia yakini sebagai tanda sudah mulai pulihnya sektor industri.
"Misalnya industri otomotif, perkayuan, jasa konstruksi, tekstil, properti dan telekomunikasi. Adanya pergeseran ini menjadi salah satu indikator pemulihan ekonomi yang artinya, sektor tersebut sudah siap untuk kembali melakukan ekspansi," jelas Purbaya.
Dilihat dari data yang ia paparkan, giro sektor otomotif meningkat dari 58,88 persen terhadap DPK di 2019 menjadi 65,19 persen per April 2021. Selanjutnya perkayuan naik dari 54,54 persen menjadi 60,78 persen dan tekstil terkerek dari 48,62 persen menjadi 53,73 persen.
ADVERTISEMENT
Sementara jasa konstruksi naik dari 42,33 persen menjadi 50,39 persen, properti naik dari 42,33 persen menjadi 45,65 persen. Adapun telekomunikasi naik dari 39,60 persen menjadi 44,81 persen.
Kemudian, LPS juga mencatat industri rokok naik dari 63,44 persen menjadi 65,19 persen, sektor industri perminyakan naik tipis dari 53,80 persen menjadi 54,49 persen. Terakhir ada sektor agrobisnis yang naik dari 71,52 persen menjadi 71,92 persen.