Bank Mandiri Akan Maksimalkan Sisa Penyaluran Kredit Infrastruktur

7 Februari 2018 17:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
CEO Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk akan memaksimalkan penyaluran kredit untuk pembiayaan infrastruktur yang sudah berjalan. Sebab, saat ini sisa alokasi kredit untuk proyek infrastruktur di Mandiri masih cukup besar.
ADVERTISEMENT
Pada tahun lalu, bank pelat merah ini telah menyalurkan kredit sebesar Rp 141 triliun untuk pembiayaan infrastruktur. Angka ini masih sekitar 58,7% dari total komitmen yang telah diberikan sebesar Rp 240,1 triliun.
“Kami sedang berupaya bagaimana penyaluran kredit untuk infrastruktur yang tersisa dapat dimaksimalkan. Seperti untuk pembangunan LRT, Trans Sumatera, bandara, dan pelabuhan,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, usai acara Mandiri Investment Forum di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (7/2).
Menurut Tiko, begitu dia biasa disapa, selama ini penarikan kredit untuk proyek infrastruktur masih lambat. Salah satunya karena terhalang proses pembebasan lahan. Dia mengharapkan penarikan tahun ini bisa lebih cepat lagi.
“Proyek-proyek ini kan semua sedang proses penarikan dana pada kami, karena progresnya sesuai dengan pembangunan fisiknya. Nah itu yang kami harapkan tahun ini berjalan lebih cepat,” lanjutnya.
Ilustrasi pembangunan PLTU. (Foto: Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pembangunan PLTU. (Foto: Getty Images)
Selain itu, kredit pembiayaan infrastruktur ini akan difokuskan pada proyek-proyek yang sudah berjalan. Sehingga, tidak banyak proyek baru yang masuk untuk pembiayaan infrastruktur.
ADVERTISEMENT
“Proyek-proyek ini kan semua bertahap, misalnya proyek jalan Tol Pandaan-Malang. Sehingga untuk proyek baru, saya pikir tidak akan banyak,” lanjutnya.
Adapun kredit yang disalurkan pada 2017 untuk 8 sektor utama, yakni transportasi Rp 31,3 triliun, tenaga listrik Rp 31,3 triliun, migas dan energi terbarukan Rp 18,4 triliun, konstruksi Rp 15,5 triliun, perumahan rakyat dan fasilitas kota Rp 10,6 triliun, telematika Rp 9,3 triliun, jalan Rp 7,6 triliun, dan lainnya Rp 10,8 triliun.