Bank Mandiri Anggap Kurs Rupiah & Suku Bunga Jadi yang Utama Atasi Dampak Corona

9 September 2021 13:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubenur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) memberikan keterangan kepada pers mengenai hasil Rapat Dewan Gubernur BI bulan Februari 2019, Kamis (20/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubenur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) memberikan keterangan kepada pers mengenai hasil Rapat Dewan Gubernur BI bulan Februari 2019, Kamis (20/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Direktur Treasury dan International Banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Panji Irawan, menyambut baik kinerja Bank Indonesia dalam mendukung pemulihan ekonomi dan stabilitas sektor keuangan.
ADVERTISEMENT
Langkah yang terlihat adalah dipertahankannya suku bunga di level terendah sepanjang sejarah yaitu 3,5 persen. Selain itu, Panji menganggap nilai tukar rupiah juga stabil dan berada pada level akomodatif antara Rp 14.200 sampai Rp 14.500.
“Jadi dua faktor ini nilai tukar dan suku bunga yang bisa dikendalikan plus likuiditas yang ter manage adalah utama dalam kita mengarungi dampak pandemi khususnya bagaimana transmisi di sektor keuangan dan transmisi ke perbankan,” kata Panji saat webinar yang digelar Bank Mandiri, Kamis (9/9).
Panji mengatakan kondisi saat ini memang penuh ketidakpastian. Ia menyebut otoritas fiskal, jasa keuangan, dan perbankan di Indonesia bisa maksimal dalam memitigasi risiko karena COVID-19. Menurutnya otoritas terkait bisa akomodatif dalam mengatasinya.
ADVERTISEMENT
“Jadi ini adalah satu kelebihan kita bersama dalam menghadapi musuh bersama, sinergi antar otoritas itu terasa sekali. Selain ada stimulus besar yang dilanjutkan pemerintah,” ujar Panji.
Melihat kondisi tersebut, Panji menganggap pertumbuhan perekonomian Indonesia tidak akan merosot jauh. Apalagi, kata Panji, pergerakan masyarakat sudah mulai ramai.
“Sejak awal Agustus masyarakat mulai meningkatkan mobilitas, fakta ini yang meyakinkan kami bahwa ekonomi di kuartal III kemungkinan tidak turun dalam-dalam amat kemungkinan,” ungkap Panji.
“Tentu saja kita berharap agar driver perubahan ini yaitu kasus COVID sudah rendah setelah mobilitas meningkat ini,” tambahnya.