Bank Mandiri Anggap Tapering The Fed Tak Berdampak Besar ke RI Saat Ini

9 September 2021 17:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 New York Federal Reserve Bank Foto: REUTERS/Brendan McDermid
zoom-in-whitePerbesar
New York Federal Reserve Bank Foto: REUTERS/Brendan McDermid
ADVERTISEMENT
Bank sentral Amerika Serikat atau The Fed memberi sinyal kebijakan memulai tapering off (pengurangan) pembelian aset pada tahun ini. Langkah tersebut dikhawatirkan berdampak ke perekonomian Indonesia termasuk pelemahan nilai tukar rupiah.
ADVERTISEMENT
Namun, Chief Economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Andry Asmoro, menganggap tapering off tersebut tidak akan sebesar seperti pada 2013. Hal itu, kata Andry, karena kuatnya indikator makro ekonomi Indonesia bakal bisa menahan dampak tapering off The Fed.
“Indikator makro ekonomi Indonesia itu jauh berbeda dengan di 2013 lalu,” kata Andry saat webinar yang digelar Bank Mandiri, Kamis (9/9).
Andry menyebut pada 2021 ini inflasi Indonesia terjaga di antara 2 persen sampai 3 persen. Sementara di tahun 2013 saat itu bisa mencapai 8 persen.
Andry menjelaskan, cadangan devisa saat ini juga cukup tinggi yaitu USD 144,8 miliar per Agustus 2021. Jumlah itu berbeda dengan tahun 2013 yang berada di bawah USD 100 miliar.
ADVERTISEMENT
Andry percaya Bank Indonesia (BI) juga sudah mengantisipasi terkait kemungkinan modal asing keluar.
"Kalaupun ada modal asing keluar, kemungkinan dengan intervensi penuh dari Bank Indonesia, kita masih bisa kuat menjaga cadangan devisa di atas USD 100 miliar,” ujar Andry.
Selain itu, Andry menuturkan porsi kepemilikan asing terhadap Surat Berharga Negara (SBN) saat ini hanya mencapai 23 persen. Sementara di tahun 2013 mencapai 32 persen.
Meski begitu, Andry merasa perkiraan tersebut bergantung pada perkembangan pandemi COVID-19 di Indonesia. Kalau COVID-19 kembali melonjak, maka perekonomian bakal bergejolak lagi.
"Ini dengan asumsi tidak ada varian baru yang kemudian melemahkan lagi pertumbuhan ekonomi di global dan Indonesia," tutur Andry.