Bank Mandiri: DPK Melambat Jadi Tantangan Kredit Bank Tumbuh 11 Persen di 2024

21 Februari 2024 16:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (21/2/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (21/2/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mengungkapkan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang melambat jadi tantangan pertumbuhan kredit perbankan tahun ini. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan kredit perbankan tumbuh 9-11 persen di 2024.
ADVERTISEMENT
Hingga Desember 2023, pertumbuhan DPK tercatat 3,73 persen yoy atau menjadi Rp 8.458 triliun. Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro mengatakan, rata-rata perbankan Tanah Air masih optimistis dengan pertumbuhan kredit low double digit tahun ini.
“Memang tantangannya di DPK. Pertumbuhan DPK tumbuh 3-4 persen tahun lalu, kalau sekarang kan sekitar 6-8 persen target OJK,” tutur Andry saat ditemui di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (21/2).
Andry melihat pertumbuhan kredit saat ini sudah mulai kembali pulih dibandingkan pertumbuhan DPK. Ia memprediksi kredit dapat tumbuh 12 persen di tahun ini.
“Yang menarik adalah bank-bank sekarang masih cukup confident dengan pertumbuhan (kredit) low double digit, bukan high single digit,” ujar Andry.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (21/2/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
Lebih lanjut, terdapat sektor bisnis yang tetap resilien dan dapat menopang pertumbuhan kredit. Sektor bisnis yang defensif antara lain makanan dan minuman, FMCG, ritel, hingga kesehatan.
ADVERTISEMENT
“Misalnya (sektor) komunikasi, informasi, pergudangan, transportasi kemarin tumbuhnya tinggi. Itu masih banyak sektor sektornya yang tumbuhnya cukup positif,” lanjutnya.
Bank Mandiri mendorong implementasi infrastruktur digital sehingga penempatan dana murah bisa didorong dari sisi bisnis digital.
“Itu kan bukan hanya tahun 2023 terus kelar sudah kita lupakan, Justru kita harus ekspansi, akselerasi segala macam yang jadi strateginya,” tambah Andry.
Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit sebesar 11,83 persen pada Januari 2024 didorong oleh kuatnya sisi penawaran dan permintaan. Dari sisi penawaran, kapasitas permodalan perbankan yang kuat dan likuiditas yang memadai turut menopang peningkatan kredit.