Bank Mandiri: Perhotelan, Otomotif, hingga Kelapa Sawit Mulai Membaik

24 September 2020 14:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana aktivitas bongkar muat mobil ke dalam kapal di IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (9/1). Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
zoom-in-whitePerbesar
Suasana aktivitas bongkar muat mobil ke dalam kapal di IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (9/1). Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
ADVERTISEMENT
PT Bank Mandiri Tbk memprediksi kinerja beberapa industri akan mengalami perbaikan di kuartal III dibandingkan kuartal II yang merupakan titik terendah akibat penerapan PSBB ketat.
ADVERTISEMENT
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, mengatakan pada kuartal III ini, khususnya bulan Juli dan Agustus, berbagai indikator kegiatan ekonomi menunjukkan perbaikan dibandingkan April dan Mei 2020.
"Sebagai contoh, penjualan kendaraan bermotor pada Agustus 2020 sudah mencapai 37.291 unit setelah mencapai titik terendah yaitu 3.551 unit pada bulan Mei 2020," kata Andry pada Economic Outlook Triwulan III, Kamis (24/9).
Namun, angka penjualan bulan Agustus 2020 masih jauh di bawah angka rata-rata penjualan tahunan 2019 yang mencapai 85.577 unit.
Selain otomotif, perbaikan juga terlihat pada bisnis perhotelan. Andry merinci, tingkat hunian kamar hotel mulai membaik pada Juli 2020 menjadi 28,7 persen walaupun masih jauh di bawah sebelum periode COVID-19 yaitu 56,7 persen pada Juli 2019.
ADVERTISEMENT
Sementara harga-harga komoditas penting bagi perekonomian Indonesia selama pandemi COVID-19 masih tertekan. Hingga 20 September 2019, harga minyak mentah turun 35 persen year to date atau sekitar USD 43 per barrel. Harga batu bara turun 23 persen atau USD 52 per ton.
Namun demikian, harga minyak kelapa sawit sejak Juni sudah membaik dengan cepat dan sudah mencapai USD 753 per ton, atau sudah sama dengan sebelum harga COVID-19 pada bulan Desember 2019.
Ilustrasi kamar hotel Foto: Shutter Stock
Sektor komoditas kelapa sawit menurut Andry bisa menjadi katalis positif yang mendorong perekonomian Indonesia terutama di sentra-sentra perkebunan di Sumatera dan Kalimantan.
"Harga minyak kelapa sawit sampai akhir tahun, kami perkirakan masih akan bertahan di tingkat harga USD700 per ton (FOB Malaysia)," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ke depan, Andry mengatakan perkembangan ekonomi sektoral Kuartal III dan IV, masih akan dibayangi risiko dampak penerapan PSBB di wilayah DKI Jakarta sejak 14 September dan risiko akibat peningkatan kasus COVID-19.
"Secara sektoral, sektor-sektor jasa-jasa seperti, perdagangan, transportasi, hotel, restoran dan jasa-jasa perusahaan akan mengalami pemulihan yang relatif lambat dari perkiraan semula akibat peningkatan kasus positif COVID-19," ujarnya.
Demikian pula sektor industri pengolahan, pemulihannya mengikuti pola umum peningkatan ekonomi nasional karena sangat tergantung perbaikan daya beli dan confidence masyarakat untuk mulai membelanjakan uangnya.