Bank Mandiri Prediksi Ekonomi RI Kuartal III 2021 Merosot ke 3,51 Persen

11 September 2021 15:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Adanya PPKM level di sejumlah wilayah sejak Juli 2021 akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi domestik. Bank Mandiri pun memproyeksi ekonomi RI akan merosot di kuartal III tahun ini, setelah di kuartal II mampu meroket ke 7,07 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021 diprediksi melambat akibat merebaknya varian delta yang menyebabkan tekanan pada sektor kesehatan di Indonesia. Apalagi gelombang pandemi kedua ini direspons oleh penerapan pembatasan yang lebih ketat oleh pemerintah. Akibatnya konsumsi masyarakat turun signifikan.
Meski demikian Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro memprediksi laju pemulihan ekonomi pada triwulan III masih tetap akan positif.
“Dengan berbagai perkembangan terakhir, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi berpotensi sedikit melambat namun masih akan mencatat pertumbuhan positif di triwulan III pada 3,51 persen yoy,” ujar Andry kepada wartawan, Sabtu (11/9).
Menurut Andry, ekonomi kuartal III akan tetap tumbuh positif seiring dengan relaksasi PPKM yang menyebabkan belanja masyarakat menunjukkan perbaikan signifikan. Andry merinci, pada pertengahan Agustus, indeks frekuensi belanja masyarakat telah kembali ke level prapandemi yaitu 104,8.
ADVERTISEMENT
Demikian pula halnya dengan indeks nilai belanja yang mengalami perbaikan dan naik ke level 89,5. “Dalam beberapa minggu ke depan, seiring dengan relaksasi PPKM, kami melihat bahwa tren pemulihan belanja akan terus berlanjut. Pemulihan belanja terjadi di setiap lapisan kelompok masyarakat,” ujarnya.
Menurut Andry, belanja kelompok masyarakat menengah juga mengalami kenaikan drastis. Per 29 Agustus indeks belanja kelompok menengah menunjukkan angka 122,5, alias sudah di atas level prapandemi.
Angka kunjungan ke tempat belanja dan restoran juga mengalami kenaikan. Pada tanggal 29 Agustus hingga 5 September 2021, angka kunjungan ke tempat perbelanjaan pada 9 kota besar sudah di atas Juli, yaitu 68 persen pada jam sibuk.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan situasi pada 1-11 Agustus di mana angka kunjungan ke tempat belanja berada di tingkat 60 persen di jam sibuk. Sementara itu angka kunjungan ke restoran pada periode yang sama melonjak ke tingkat 70,1 persen di jam sibuk.
ADVERTISEMENT
“Ke depan, strategi pemulihan ekonomi harus sejalan dengan upaya pengendalian pandemi. Penyebaran kasus COVID19 harus dapat ditekan melalui penerapan prokes, testing dan tracing di tengah berlanjutnya percepatan vaksinasi,” ujarnya.