Bank Mandiri Raup Laba Rp 27,5 Triliun di 2019, Naik 9,9 Persen

24 Januari 2020 12:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Mandiri. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Mandiri. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Sepanjang 2019, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) membukukan laba bersih sebesar Rp 27,5 triliun, tumbuh 9,9 persen dibandingkan dengan tahun 2018 yang tercatat sebesar Rp 25,02 triliun.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ini tercatat melambat jika dibandingkan realisasi laba bersih pada 2018 yang tumbuh 21,2 persen dibandingkan 2017.
Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan, capaian laba bersih tahun ini didukung oleh pertumbuhan kredit konsolidasi sebesar 10,7 persen year on year (yoy) mencapai Rp 907,5 triliun pada akhir 2019.
“Bank Mandiri membukukan kinerja yang positif pada 2019. Perseroan berhasil mencetak laba bersih Rp 27,5 triliun, tumbuh 9,9 persen dari akhir 2018,” ungkap Royke di Plaza Mandiri, Jakarta, Jumat (24/1).
Dari perolehan tersebut, perseroan berhasil mencatat pendapatan bunga bersih sebesar Rp 59,4 triliun, naik 8,8 persen yoy dibanding tahun sebelumnya. Rasio NPL gross juga tercatat turun 42 bps menjadi 2,33 persen. Dampaknya, biaya CKPN pun ikut melandai sebesar -14,9 persen yoy menjadi Rp 12,1 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar (tengah) bersama jajaran Direksi Bank Mandiri saat konferensi pers hasil RUPS LB Bank Mandiri di Jakarta. Foto: Dok. Bank Mandiri
Menurut Royke, sepanjang 2019, perseroan konsisten mengutamakan prinsip pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan dalam ekspansi serta inovasi layanan. Adanya otomatisasi atau pun digitalisasi, menurut Royke, menjadi kunci keberhasilan perseroan dalam melewati tahun 2019.
ADVERTISEMENT
Royke tak menampik bahwa tahun lalu, industri perbankan diwarnai dengan persaingan ketat serta maraknya usaha pembiayaan berbasis digital.
“Dalam penyaluran kredit, misalnya, kami senantiasa berpatokan pada kajian sektor guideline dan assessment karakter perusahaan yang ketat untuk memastikan pemenuhan kewajiban oleh calon debitur,” ujar Royke.
Selain itu, perseroan juga menjaga komposisi portofolio segmen wholesale dan retail (bank only) yang saat ini di kisaran 65 persen dan 35 persen agar dapat memberikan return yang optimal.
Royke menjelaskan, portofolio Bank Mandiri (bank only) di segmen wholesale sampai dengan kuartal IV 2019 mencapai Rp 516,4 triliun atau tumbuh 9,3 persen yoy. Sedangkan segmen retail sebesar Rp 275,9 triliun, tumbuh 11,9 persen secara tahunan.
ADVERTISEMENT
Kredit korporasi menjadi penopang utama segmen wholesale dengan capaian Rp 329,8 triliun. Sedangkan kredit mikro dan kredit konsumer menjadi penopang segmen retail dengan capaian masing-masing Rp 123,0 triliun dan Rp 94,3 triliun.