Bank Neo Commerce Rugi Rp 132 M di Semester I 2021, Apa Langkah Selanjutnya?

6 September 2021 17:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Neo Commerce. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Neo Commerce. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Bank Neo Commerce (BNC) Tbk rugi mencapai Rp 132 miliar di semester I 2021. Namun, kerugian tersebut dianggap oleh Direktur Utama BNC Tjandra Gunawan sebagai langkah yang harus dilalui oleh perusahaan.
ADVERTISEMENT
“Saya melihat kerugian yang kami derita ini bukan suatu kerugian yang tanpa sebab,” kata Tjandra saat konferensi pers secara virtual, Senin (6/9).
Tjandra menyebut salah satu penyebab kerugian karena adanya kenaikan biaya operasional. Hal tersebut imbas adanya investasi yang memang harus dilakukan saat bertransformasi ke arah digital.
Tjandra menjelaskan setelah mendapatkan kerugian itu, pihaknya sudah memikirkan cara agar bisa kinerja keuangan bisa maksimal.
“Nah dalam hal ini ke semester kedua kami melakukan apa yang namanya setiap spending kami, kami melakukan peninjauan yang cermat dan proyeksi jangka panjangnya,” ujar Tjandra.
Ilustrasi Bank Neo Commerce. Foto: Shutterstock
Tjandra mengakui dalam menjalankan digital bisnis ini pihaknya tidak bisa langsung moncer karena saat ini memang masih di tahap investasi. Ia mengibaratkan investasi dalam dunia pertanian berarti sedang menanam.
ADVERTISEMENT
“Kita enggak bisa expect mengharapkan sesuatu langsung tumbuh, padahal baru istilahnya kemarin. Tentunya ada namanya periode atau season,” terang Tjandra.
Untuk itu, Tjandra menuturkan pihaknya saat ini juga sedang fokus mematangkan atau memaksimalkan produk-produk dan layanan digital ke nasabah khususnya melalui aplikasi neo+. Saat ini sudah ada 6 juta nasabah di mobile banking tersebut.
“Dengan bermodalkan 6 juta user posisi hari ini, kami percaya itu suatu keniscayaan dan sesuatu yang memungkinkan bagi kami untuk bisa berproses, bertransformasi menjadi bank digital yang lebih lagi karena kami sudah memiliki user dan juga produk dan layanan yang sudah bisa dinikmati user kami,” tutur Tjandra.