Banpres Produktif Jadi Angin Segar Pelaku UMKM NTB

25 November 2020 10:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu UMKM penerima Banpres. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu UMKM penerima Banpres. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Bantuan Presiden (Banpres) produktif khusus bagi usaha mikro terus bergulir. Bantuan sebesar Rp 2,4 juta ini diharapkan mampu membangkitkan UMKM yang masih terpuruk saat pandemi.
ADVERTISEMENT
Tak hanya diberikan di kota-kota besar di Indonesia, Banpres Produktif juga tersebar di kabupaten. Salah satunya di Ampenan, Kota Mataram, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Lombok dikenal menjadi salah satu destinasi wisata andalan Tanah Air, yang turut terdampak pandemi Covid-19. Hal ini juga tak lepas membuat berbagai usaha di kawasan ini ikut menjerit.
Pasangan suami istri Indriyatno (44) dan Sri Mulyani (41) misalnya, saat wisata Lombok masih tinggi sebelum pandemi, bisnis kopinya lewat brand Sri Coffee mampu meraup omzet hingga Rp 4 juta per bulan. Selama pandemi terjadi, omzet mereka anjlok hingga 90 persen.
Pasalnya sektor wisata yang menjadi arus ekonomi utama Lombok, terkena hantaman keras lantaran sepinya kunjungan wisatawan baik dari dalam dan luar negeri. Padahal usaha Sri Coffee ini mengandalkan pembeli dari kunjungan wisata tersebut.
ADVERTISEMENT
"Karena biji kopi olahan kami ini banyak dititip-jualkan di tempat oleh-oleh. Pengunjung sepi ya kami benar-benar nggak ada pemasukan," cerita Sri.
Tak mau putus asa dan pasrah, Sri memutar otak bagaimana caranya dengan sisa modal dari berbagai hasil tanaman di pertanian terintegrasi yang mereka kelola, atau mereka menyebutnya Perma Culture, tetap menghasilkan pemasukan untuk kehidupan sehari-hari.
Akhirnya, dari hasil olahan kebun seluas 500 meter persegi tersebut, mereka mampu menciptakan berbagai produk selain kopi, mulai dari minuman olahan lemon dan nanas, komoditas kebun dari ubi sampai pisang, hingga tanaman herbal.
Salah satu UMKM penerima Banpres. Foto: Dok. Istimewa
Namun permasalahan tak selesai. Memiliki banyak hasil pertanian tak bisa begitu membawa pemasukan bagi mereka. Untuk mengubahnya menjadi produk bernilai ekonomi, mereka pun membutuhkan modal untuk mengubahnya. Akhirnya, modal lagi-lagi juga menjadi kendala.
ADVERTISEMENT
Seolah gayung bersambut, Indri dan Sri yang saat itu tengah membutuhkan tambahan modal untuk pengembangan minuman lemon dan nanas, justru mendapat angin segar dengan mendapat Banpres produktif sebesar Rp 2,4 juta.
"Jadi ada napas lagi buat usaha. Uang ini kami buat modal bikin minuman olahan lemon dan nanas yang kami beri merek Lena. Mikirnya, bagaimana uang Rp 2,4 juta ini bisa jadi Rp 5 juta bahkan lebih banyak," ucap Sri.
Ibu dua orang anak ini menceritakan, awalnya ia sendiri tak begitu tahu dan paham soal Banpres Produktif. Katanya, nama usahanya diajukan oleh Koperasi Syariah Lingkar Rinjani, di mana ia tergabung disana menjadi anggota.
"Jadi saya tahunya dibilang akan mendapat bantuan. Nama saya diajukan Koperasi diminta KTP sama pengurus. Beberapa hari kemudian saya dapat SMS dari BRI bahwa saya dapat Banpres ini, saya pikir ini hoaks, pas saya datangi kantor BRI ternyata Alhamdulillah benar saya dapat," tutur Sri.
ADVERTISEMENT
Ia dan sang suami pun bersyukur atas Banpres ini, ditambah produk minuman Lena yang baru dibuatnya ini juga disukai oleh konsumen. Ia menyediakan Lena dalam 2 bentuk botol plastik dan gelas dengan ukuran 150 ml yang dibanderol seharga Rp 15 ribu dan Rp 13 ribu per botol.
Salah satu UMKM penerima Banpres. Foto: Dok. Istimewa
Saat ini mereka tetap mengembangkan usaha berkonsep Perma Culture dengan berbagai brand di dalamnya. Dan ia pun tetap mengembangkan Sri Coffee maupun produk herbal lainnya.
Sang suami Indriyanto mengatakan, dengan mengembangkan Perma Culture, ia bisa menciptakan berbagai produk olahan dari kebun. Bahkan sekarang ini mereka juga sedang membuat essential oil dari 60 jenis rempah-rempah yang mereka tanam sendiri di kebunnya.
Dari essential oil itu mereka juga menciptakan produk turunan lainnya dengan membuat sabun batang, yang rencananya ingin mereka tawarkan ke hotel-hotel di Lombok.
ADVERTISEMENT
Diakui Indri, sektor UMKM memang paling merasakan dampak terpuruk akibat Covid-19. Namun UMKM juga harus secara cepat bangkit dengan memanfaatkan peluang yang ada. Salah satunya melalui Banpres Produktif yang diberikan.
Ia pun berharap, bantuan tersebut benar-benar disalurkan kepada UMKM yang membutuhkan, sehingga tujuan Banpres Produktif untuk membantu UMKM tepat sasaran.