Banyak Diminati, Harga Rumah Tapak Belum Berpotensi Naik Tahun Ini

6 Oktober 2021 13:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menjelaskan calon pembeli tentang salah satu perumahan yang ditawarkan dalam salah satu pameran properti di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menjelaskan calon pembeli tentang salah satu perumahan yang ditawarkan dalam salah satu pameran properti di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Selama pandemi COVID-19, rumah tapak dinilai lebih diminati daripada apartemen. Rata-rata tingkat hunian juga mengalami penurunan ke level 51,7 persen di tengah PPKM darurat yang dilakukan pada awal Juli lalu.
ADVERTISEMENT
Meski diminati, Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto mengatakan, harga rumah tapak belum berpotensi naik dalam setahun ini.
"Soal harga rumah tapak apakah ada peningkatan harga jangka pendek, kalau kita bicara setahun ini belum ada potensi untuk kenaikan. Tapi memang minat orang untuk memiliki rumah dengan memanfaatkan waktu dari relaksasi PPN ini cukup besar," ujar Ferry dalam webinar Colliers, Rabu (6/10).
Dia menilai minat pada rumah tapak lebih tinggi karena stok rumah tapak yang siap huni. Sementara penjualan apartemen cenderung dilakukan saat masih dalam pembangunan.
Apartemen, kata dia, juga tak bisa dihuni bila pembangunan belum selesai untuk satu tower. Berbeda dengan rumah tapak yang bisa dihuni untuk rumah yang sudah lebih dulu selesai.
ADVERTISEMENT
Apartemen Taman Rasuna diizinkan dipakai untuk isolasi pasien. Foto: Dok. Istimewa
"Terutama kenapa kalau rumah ini lebih banyak yang ready stock dibandingkan dengan apartemen. Kalau apartemen lebih sulit karena biaya investasinya juga lebih besar dan apartemen baru bisa ready stock kalau kita bangun 1 tower penuh. Jadi tentunya butuh biaya besar," jelasnya.
"Rumah sudah ada lahan satu klaster, dibangun satu per satu pun masih bisa melakukan penjualan. Nah itu yang buat kenapa orang pilih rumah tapak dibanding apartemen karena lebih mudah cari yang ready stock dibanding apartemen terutama yang baru," lanjutnya.
Sementara untuk rumah yang laris manis di tengah pandemi yakni rumah di bawah Rp 2 miliar. Rumah di bawah Rp 2 miliar dinilai masih terjangkau untuk masyarakat kebanyakan.
"Kita juga pernah lihat di beberapa lokasi memang penjualan rumah itu cukup baik terutama kalo kita lihat dari harga yang bisa terjangkau orang banyak di bawah Rp 2 miliar memang cukup tinggi dibandingkan rumah yang di atasnya itu," kata dia.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk harga apartemen, di kuartal III 2021 tak mengalami kenaikan harga jual. Saat ini harga juga masih di angka Rp 35 juta per meter persegi.