Banyak Masyarakat RI yang Ingin Kerja di Jepang, Apa Alasannya?

28 Februari 2020 11:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pekerja Jepang Foto: REUTERS/Thomas Peter
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pekerja Jepang Foto: REUTERS/Thomas Peter
ADVERTISEMENT
Jepang menjadi salah satu negara favorit yang dituju oleh pekerja dari Indonesia. Untuk mewadahi hal tersebut, Kedutaan Besar Jepang menggelar bursa kerja di Indonesia. Acara tersebut digelar berdasarkan adanya kemitraan ekonomi Indonesia dan Jepang atau Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) yang sudah berlaku bulan Juli 2018.
ADVERTISEMENT
Seorang pekerja yang hadir di acara bursa kerja tersebut, Lukman, mengaku datang sembari menemani kawannya. Ia memang tertarik bekerja di Jepang. Apalagi, Lukman sudah mempunyai pengalaman bekerja di Jepang, di perusahaan percetakan buku dan majalah.
“Menariknya kalau kerja di sana itu kita kalau kerja fokus kerja. Jadi handphone semua itu disimpan dan kalau waktu istirahat kita mau enggak mau harus istirahat, enggak boleh lanjut. Jadi menang waktu itu bener-bener dipakai semaksimal mungkin,” kata Lukman di Midplaza, Jakarta, Jumat (28/2).
Lukman mengungkapkan sebelum berangkat ke Jepang memang sudah diajarkan dulu bagaimana budaya kerja di sana. Sehingga ia merasa tidak kaget melihat bagaimana cara kerja, termasuk disiplinnya karyawan di Jepang. Kedisiplinan itu juga menjadi daya tarik bagi Lukman.
ADVERTISEMENT
“Di sana yang mereka utamakan itu di-manage waktu. Jadi kalau pekerjaan belum selesai sampai jam berapa pun mereka kerjakan, ya hitungannya lembur tapi harus selesai,” ujar Lukman.
Lukman berada di Jepang dalam kurun waktu tahun 2012 sampai 2015. Hanya saja ia belum mau mengungkapkan nominal gaji yang didapatkannya. Meski begitu, dalam hatinya ada rencana kembali lagi bekerja di Jepang meski tidak dalam waktu yang lama. Sehingga ia ikut hadir di bursa kerja yang digelar Kedutaan Besar Jepang.
“(Salary) ya cukup karena kalau dibandingkan dengan biaya hidup di Jakarta dan gaji Jakarta itu lebih murah biaya hidup sana dengan gaji sama. Rencana kecil ada balik tapi bukan dalam waktu yang lama, maksudnya kalau ada urusan pekerjaan ya maksimal setahun. Tapi saya tanya-tanya (di bursa kerja) nanti siapa tahu kan,” tutur Lukman.
Atase Kementerian Kesehatan Ketenagakerjaan Jepang Kazushige Ashida. Foto: Moh Fajri/kumparan
Sementara itu, Atase Kementerian Kesehatan Ketenagakerjaan Jepang Kazushige Ashida mengatakan, para pelamar di bursa kerja ini diharuskan bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Jepang. Ia mengungkapkan banyak alumni IJEPA yang ikut di acara ini.
ADVERTISEMENT
“Jadi ini semacam job fair berdasarkan IJEPA, berdasarkan kerja sama ekonomi tersebut banyak warga negara Indonesia sudah ke Jepang untuk bekerja tapi sebagian dari mereka sudah pulang ke Indonesia dan acara ini untuk mereka yang sedang mencari kerja. Jadi ada partisipan perusahaan Jepang yang mencari karyawan bisa berbahasa Jepang,” kata Ashida di Midplaza, Jakarta, Jumat (28/2).
Ashida mengungkapkan, setidaknya ada 13 perusahaan Jepang yang berpartisipasi dalam kegiatan ini. Perusahaan itu tak hanya bergerak di bidang tenaga perawat, ada juga untuk bidang lainnya. Rencananya para pelamar yang diterima bisa juga bekerja di Indonesia.
“Ini perusahaan Jepang yang berbasis di Indonesia. (Kerjanya) di Indonesia, basis mereka kerjanya di Indonesia. Selain perusahaan Jepang, ada LPK dan semacam sekolah kursus bahasa yang partisipan di sini,” ujar Ashida.
ADVERTISEMENT
Ashida menjelaskan perusahaan yang membuka lowongan kerja ini tidak diseleksi. Mereka hanya perlu mendaftar. Ia menegaskan dalam kesempatan ini, Kedutaan Besar Jepang hanya sebagai penyelenggara. Sehingga tidak bisa ikut menentukan lolos atau tidaknya peserta.
“Betul, pihak Kedutaan Jepang hanya penyelenggara acara dan mereka diterima kerja atau tidak itu terserah perusahaan atau LPK atau pihak yang mencari karyawan,” terang Ashida.