Banyak Peminat, Bisnis Hotel Kapsul di Indonesia Makin Laris Manis

21 Januari 2019 19:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hotel kapsul. (Foto: Dok. PT. Matahari Fajarindo Lestari)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hotel kapsul. (Foto: Dok. PT. Matahari Fajarindo Lestari)
ADVERTISEMENT
Bisnis hotel kapsul di Indonesia terus berkembang pesat karena banyaknya peminat. Para pengusaha hotel pun kian gencar untuk menambah jumlah unit hotel kapsul.
ADVERTISEMENT
Banyak alasan mengapa orang lebih tertarik untuk menginap di hotel kapsul. Salah satu pertimbangannya adalah soal harga. Ya, menginap di hotel kapsul lebih murah dibandingkan menyewa kamar hotel.
Salah satu penjual sekaligus penyedia layanan hotel kapsul di Jakarta, Capsule Indonesia, bahkan menargetkan bisa menjual sekitar 700 unit di tahun 2019 ini. Hotel kapsul dijual untuk kebutuhan pribadi seperti apartemen maupun skala besar untuk membuka hotel kapsul. Capsule Indonesia juga telah mengembangkan beberapa hotel kapsul di Indonesia, di antaranya Digital Airport Hotel di Bandara Soekarno-Hatta dan Jakpod Hotel di Thamrin Jakarta.
Ilustrasi hotel kapsul. (Foto: Dok. PT. Matahari Fajarindo Lestari)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hotel kapsul. (Foto: Dok. PT. Matahari Fajarindo Lestari)
“Target ya ini masih rencana pengembangan ada 600-700 unit lebih setahun. Satu ruko aja udah 50 unit. Ada grup besar juga kemungkinan,” ungkap Bussiness Development and Marketing Communication Capsule Indonesia Stephen Pratama ketika ditemui kumparan di Jakpod Thamrin, Jakarta, Senin (21/1).
ADVERTISEMENT
Untuk harga, Stephen membanderolnya dengan kisaran Rp 36 juta untuk kapsul jenis single dan Rp 55 juta untuk double.
“Itu sudah dilengkapi fasilitas (kasur matras, selimut dan juga TV),” imbuh dia.
Sementara itu, Direktur Capsule Indonesia, Rudy Josano, menyatakan cukup banyak perusahaan Indonesia yang berminat untuk membeli. Pihaknya juga siap bekerja sama dengan para investor untuk membangun lebih banyak bisnis hotel kapsul di Indonesia.
“Kalau kita selain punya sendiri (Jakpod), ada 2-3 lagi akan buka (kerja sama) klien, investor juga banyak yang request,” tutur dia.