Banyak Perempuan yang Tinggal di Kota Enggan Hamil, Populasi RI Terancam
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
"Sekarang kecenderungan di kota anaknya satu. Ada juga yang setelah 10 tahun menikah belum punya anak, memang rencananya enggak punya anak," kata Suharso kepada awak media di Senayan JCC, Selasa (16/5).
Hal tersebut tentu berpengaruh terhadap Total Fertility Rate (TFR) atau jumlah anak rata-rata yang akan dilahirkan oleh seorang perempuan selama masa reproduksinya. Berdasarkan hasil hitungan Bappenas menggunakan skenario trend, nilai TFR terus menurun sampai 1,9 di tahun 2045 diiringi dengan Infant Mortality Rate (IMR) mencapai 7,85.
Di sisi lain, rata-rata pertumbuhan penduduk periode 2020-2050 sebesar 0,67 persen setiap tahunnya atau mengalami perlambatan. Oleh karena itu, Suharso meminta masyarakat untuk menjaga tingkat kelahiran yakni dengan program keluarga berencana (KB) dua anak lebih baik. Tentunya dengan tetap menjaga kondisi ekonomi keluarga.
ADVERTISEMENT
"Di Indonesia, angka tingkat harapan hidup dan angka pertumbuhan penduduk tidak berimbang. Kita makin sejahtera, tingkat harapan hidup makin tinggi, tapi pertambahan penduduknya melambat," terang dia.
"Akibatnya banyak orang tua (usia tidak produktif). Kita ingin TFR kita dijaga di angka dua supaya tiap satu pasang melahirkan dua," imbuhnya.
Di sisi lain, kata Suharso, pemerintah ingin melakukan pemerataan penduduk melalui pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Sehingga, tidak terjadi kepadatan penduduk di pulau Jawa.
"Pada saat yang sama, diharapkan para pekerja yang akan datang itulah para pekerja cerdas yang kemudian memiliki daya beli lebih tinggi karena dibayar dengan upah lebih tinggi," tandasnya.
Live Update
Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menlu Hossein Amirabdollahian tewas akibat kecelakaan helikopter. Heli itu jatuh saat menyeberangi wilayah pegunungan di Provinsi Azerbaijan Timur, Iran, Minggu (19/5).
Updated 20 Mei 2024, 14:50 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini