Banyak Utang, Garuda Cari Negosiator Agar Dapat Sewa Pesawat Murah

24 Januari 2020 18:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Garuda Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Garuda Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) bakal menyewa negosiator untuk memudahkan perusahaan mencari utang baru untuk sewa pesawat dengan harga yang murah.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, jika negosiator bisa mendapatkan utang baru ke kreditur dan leasor, utang perusahaan yang ada bisa dirampingkan. Sebab, tahun ini, perusahaan memiliki utang USD 500 juta atau Rp 7 triliun (kurs Rp 14.000) yang jatuh tempo pada Juni 2020.
"Jadi ada beberapa alternatif yang coba kita lihat. Memang utang jatuh tempo sebentar lagi. Jadi kita lakukan upaya-upaya untuk negosiasi dan cari utang baru," kata dia dalam konferensi pers di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (24/1).
Negosiator ini juga akan dipakai untuk pencarian utang baru seperti ke pabrikan pesawat agar Garuda Indonesia mendapatkan harga sewa yang ramah agar harga pokok produksi bisa terjangkau. Dengan memperoleh harga sewa yang murah, beban utang perusahaan bisa ditekan.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra (kiri) berjabat tangan dengan Komisaris Utama Garuda Indonesia Triawan Munaf. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Jika beban utang bisa dirampingkan, akan lebih mudah untuk perusahaan memperbaharui kinerja keuangan menjadi laba. Dia mengatakan, berutang dalam bisnis maskapai merupakan hal lazim.
ADVERTISEMENT
"Kita lihat hari ini sangat fokus bangun tim yang kuat, kalau perlu hire konsultan, negosiator, parties untuk memastikan dapat harga yang bagus untuk menekan biaya. Kalau bisa tekan biaya leasing, kita bisa profit dan bayar utang dan utang lagi untuk dapatkan armada baru," jelasnya.
Meski begitu, Irfan memastikan upaya untuk menekan biaya HPP dengan mencari utang baru yang dibantu negosiator tak akan mempengaruhi kualitas pelayanan penerbangan ke penumpang Garuda Indonesia. Faktor keselamatan, katanya, tetap jadi yang utama.