Bappenas: Daya Beli Masyarakat Hilang Rp 374 T Akibat Pandemi

28 Desember 2020 18:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa
 Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan industri manufaktur dan pariwisata mengalami tekanan paling besar selama pandemi virus corona. Apalagi keduanya menyerap tenaga kerja paling banyak.
ADVERTISEMENT
Suharso melaporkan, utilisasi industri manufaktur mencapai 76,3 persen sebelum pandemi. Namun, akibat pandemi COVID-19, utilisasi menurun hingga di angka 55,3 persen sejak Januari-September 2020.
Selain itu, pandemi COVID-19 juga menyebabkan pekerja industri manufaktur kehilangan sebanyak 3.700 jam kerja dalam rentang waktu 10 minggu, yang berdampak pada penurunan daya beli hingga Rp 74 triliun.
Penjual sayur di Pasar Tradisional Pasar Minggu. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Sedangkan industri pariwisata hampir tidak beroperasi akibat pandemi. Hal ini juga memberikan efek domino bagi industri lainnya.
Jika digabungkan antara sektor manufaktur dengan pariwisata, penurunan daya beli dari kedua sektor ini mencapai Rp 374,4 triliun.
“Total penurunan daya beli akibat menurunnya jam kerja pada industri manufaktur dan pariwisata dalam 30 minggu mencapai Rp 374,4 triliun,” ujar Suharso dalam webinar akhir tahun Bappenas, Senin (28/12).
ADVERTISEMENT
Perhitungan dari Bappenas itu juga dengan memperhitungkan upah terendah sebesar Rp 20.000 per jam.
Suharso berharap, pemulihan industri pariwisata dapat membantu pemulihan ekonomi secara cepat. Pada 2021, pertumbuhan sektor manufaktur juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pasca pandemi COVID-19.
“Untuk itu, jam kerja tersebutlah yang akan kita pulihkan, lebih mudah untuk dihitung, dan mempunyai impact yang luas,” jelasnya.