Bappenas: Ekonomi RI Harus Minimal 6 Persen untuk Jadi Negara Maju di 2045

4 Agustus 2021 16:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa memberikan sambutan dalam acara Kick Off Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah 2021 di Kantor Bappenas, Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa memberikan sambutan dalam acara Kick Off Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah 2021 di Kantor Bappenas, Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mesti merancang ulang skenario untuk Indonesia bisa menjadi negara maju sebelum 2045. Menurut Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, target tersebut masih bisa kembali ke jalur semula apabila setidaknya Indonesia mengantongi ekonomi 6 persen di 2022.
ADVERTISEMENT
Apabila skenario ini berjalan sesuai harapan, maka pertumbuhan rata-rata ekonomi Indonesia akan kembali konsisten mulai 2029. Sebaliknya, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah 6 persen atau bahkan 5 persen, keinginan untuk lolos dari jebakan Middle Income Trap akan sulit digapai.
Pandemi COVID-19 yang telah merebak selama nyaris dua tahun, tak cuma berdampak besar pada kesehatan namun begitu memukul perekonomian Indonesia. Angan-angan akan pertumbuhan ekonomi meroket dan visi menjadi negara maju tepat 100 tahun kemerdekaan pun mesti ditata ulang.
Alih-alih kian dekat dengan status negara berpendapatan tinggi atau high income country, dengan berhasil menyandang gelar negara berpendapatan menengah ke atas pada 2019, Indonesia mesti menerima kembali lagi menjadi negara berpendapatan menengah ke bawah di 2020.
ADVERTISEMENT
"Kita kembali ke meja perencanaan dan menurut hitungan Bappenas, maka rata-rata pertumbuhan kita adalah 6 persen pada 2022 sebagai titik awal dan sehingga kurva kembali lagi pada tahun 2029. Jadi 2022 mesti naik pertumbuhan 6 persen, hanya untuk mengendalikan dan kembalinya itu pada tahun 2029," kata Suharso dalam peringatan 50 tahun CSIS, Rabu (4/8).
"Kalau kita bisa tumbuh di atas 7 persen, kita akan kira-kira 2038, tapi kalau 6 persen maka di 2042 atau 2043. Tapi kalau di bawah 6 atau hanya 5 persen, maka yang tadinya skenario Bappenas bisa 2045, ini mungkin kita belum bisa lolos dari graduasi middle income trap," sambung Suharso.
Ketum Partai PPP menjelaskan, butuh sejumlah skenario yang harus dikebut buat kembali sesuai jalur yang telah disiapkan. Pertama dengan transformasi ekonomi di antaranya dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, hingga meningkatkan produktivitas sektor ekonomi.
ADVERTISEMENT
Adapun selanjutnya yakni promosi ekonomi hijau, transformasi digital, hingga integrasi ekonomi di seluruh wilayah Indonesia. Terakhir, Suharso juga menyebut keberadaan ibu kota baru memiliki andil dalam tercapainya cita-cita menjadi negara maju tersebut.
"Kita juga pada saat itu memikirkan mengenai ibu kota negara. kalau kita ingin pertumbuhan ke depan dan ingin punya sebuah tempat di mana roda faktor produksi bisa bekerja tinggi, tentu butuh tempat baru," pungkas Suharso.