Bappenas Perkirakan RI Butuh Rp 404 T untuk Sanitasi dan Air Bersih

2 Desember 2019 15:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah anak mengambil air di sungai yang berjarak 1 kilometer dari permukiman di Desa Leuwi Ipuh, Lebak, Banten, Senin (18/11/2019).  Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah anak mengambil air di sungai yang berjarak 1 kilometer dari permukiman di Desa Leuwi Ipuh, Lebak, Banten, Senin (18/11/2019). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
ADVERTISEMENT
Indonesia perlu terus meningkatkan sanitasi dan akses air minum bersih bagi seluruh masyarakat. Sanitasi dan akses air bersih telah masuk dalam program pembangunan berkelanjutan hingga tahun 2024.
ADVERTISEMENT
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa, menyebut kebutuhan pendanaan untuk sanitasi dan akses air minum bersih sekitar Rp 404 triliun.
"Kebutuhan pendanaan yang relatif besar untuk memenuhi target sanitasi dan air minum. Sehingga pada tahun 2024 yang diperkirakan perlu pendanaan sekitar Rp 404 triliun," katanya dalam sambutan Konferensi Sanitasi dan Air Mineral Nasional 2019 di Hotel Kempinski, Jakarta, Senin (2/12).
Suharso melanjutkan, dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024 pemerintah akan fokus meningkatkan sanitasi dan air bersih yang aman dan berkelanjutan.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Beberapa target yang akan dicapai seperti akses sanitasi layak sebesar 90 persen dan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) mencapai nol persen.
ADVERTISEMENT
"Berikutnya 100 persen akses air minum layak yang didukung dengan penyediaan akses air minum pemerintah 30 persen melalui pembangunan 10 juta sambungan rumah tangga. Termasuk di dalamnya akses air minum sebesar 15 persen" sambungnya.
Berdasarkan catatannya saat ini sanitasi dan air bersih di Indonesia telah mencapai 74,58 persen atau naik dibanding pada tahun 2011 sebesar 58,4 persen.