
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Adapun sebelumnya, IBC sempat dikabarkan akan mengakuisisi perusahaan kendaraan listrik asal Jerman, StreetScooter. Namun, rencana ini batal karena lebih dulu diakuisisi perusahaan otomotif yang berbasis di Luksemburg, Odin Otomotive.
Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID, Dany Amrul Ichdan, mengatakan akuisisi GESITS merupakan bagian dari aksi korporasi IBC untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik, terutama di level hilir.
Selain itu, kata dia, aksi korporasi ini bertujuan untuk memberikan sustainable competitive advantage bagi IBC agar bisa menembus pasar kendaraan listrik, usai menguasai ekosistem di hulu berupa industri baterai listrik.
"Ini sebetulnya peluang karena begitu kita akuisisi, kita bisa lakukan penetrasi dengan cepat apalagi kalau ada support dari pemerintah untuk mewajibkan instansi pemerintah secara bertahap menggunakan kendaraan listrik," katanya saat media gathering, Jumat (5/8).
ADVERTISEMENT
"Maka kita sebagai BUMN yang punya anak perusahaan IBC, kita tangkap peluang itu dengan cepat. Bagi WIKA ini bukan core bisnisnya, namun bagi kita ini core bisnis karena menguasai hilir, ya kita ambil, kan BUMN harus bersinergi," ujar Dany menambahkan.

Dany melanjutkan, dia tidak bisa membeberkan detail aksi korporasi tersebut lantaran segala macam proses due diligence akuisisi ini belum rampung. Meski begitu, dia memastikan rencana ini memang sedang berlangsung.
Sedang memuat...
0 01 April 2020
S
Sedang memuat...
Selain untuk penetrasi pasar di hilir atau level konsumen, dia mengatakan aksi korporasi itu sebagai upaya IBC memiliki intellectual properties (IP) untuk memproduksi kendaraan listrik. Hal ini yang juga menjadi dasar rencana akuisisi StreetScooter.
"Kenapa dulu kita punya keinginan untuk akuisisi StreetScooter yang tidak jadi, karena yang kita ambil IP-nya, teknologinya, SDM-nya, penetrasi pasar globalnya yang sudah masuk, IP ini kan luar biasa valuenya bagi kami," ungkap Dany.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, Dany juga menilai GESITS memiliki peluang pasar yang tidak kalah menjanjikan, walaupun sejauh ini market share perusahaan milik PT Wijaya Karya (WIKA) ini masih kecil.

"Kita akuisisi tidak harus yang market share-nya besar, tapi kita akuisisi adalah yang punya potensi peluang, teknologi, IP, produk knowledge yang promising, yang memberikan future value, untuk bisa memperkuat ekosistem baterai kita, dan ini sejalan dengan roadmap-nya IBC dan MIND ID," pungkasnya.
Dany juga meminta awak media untuk menunggu setidaknya satu bulan kemudian, sebelum pihaknya bisa memberikan detail lebih spesifik mengenai rencana akuisisi ini.
Adapun PT WIKA Industri Manufaktur (WIMA) adalah perusahaan Joint Venture antara PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi dengan PT GESITS Technologies Indo yang didirikan pada tahun 2018. WIMA bergerak di bidang industri manufaktur dan assembling khususnya di sepeda motor listrik.
ADVERTISEMENT
Sementara IBC merupakan Holding BUMN khusus industri baterai kendaraan listrik yang terdiri atas 4 BUMN, yaitu MIND ID, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Pertamina, dan PT PLN dengan komposisi saham setara atau masing-masing 25 persen.