Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah, Cadangan Devisa RI Merosot ke USD 133,7 M

6 November 2020 10:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS. Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
zoom-in-whitePerbesar
Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS. Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
ADVERTISEMENT
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2020 sebesar USD 133,7 miliar. Angka ini menurun USD 1,5 miliar dari posisi akhir September 2020 sebesar USD 135,2 miliar.
ADVERTISEMENT
Cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,7 bulan impor atau 9,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi tersebut masih berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Bank Indonesia (BI) menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko dalam keterangannya, Jumat (6/11).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko. Foto: Dok. Humas BI
Dia melanjutkan, penurunan cadangan devisa pada Oktober 2020 antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.
“Ke depan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Adapun utang luar negeri Indonesia mencapai USD 413,38 miliar atau sekitar Rp 5.911,3 triliun (kurs Rp 14.300) hingga akhir Agustus 2020.
Utang luar negeri pemerintah mencapai USD 200,14 miliar atau naik 3,4 persen (yoy) per Agustus 2020. Sedangkan utang luar negeri bank sentral sebesar USD 2,81 miliar atau naik 1,4 persen (yoy).
Sementara untuk utang luar negeri swasta, termasuk BUMN, mencapai USD 210,43 miliar atau tumbuh 7,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.