BBM Premium Bakal Dihapus, Siapkah Masyarakat Beralih ke Energi Bersih?

15 November 2020 18:43 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Illustrasi BBM Premium. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Illustrasi BBM Premium. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Kabar tentang penghapusan BBM Premium kembali mencuat. Rencananya, produk tersebut akan disetop peredarannya oleh PT Pertamina (Persero) mulai 1 Januari 2020 di wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali).
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini pertama kali dilontarkan Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, Karliansyah, dalam tayangan diskusi virtual Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) di YouTube, Jumat (13/11).
Dikonfirmasi mengenai hal itu, Karliansyah menjelaskan rencana penghapusan BBM Premium tersebut berasal dari informasi yang disampaikan Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Internasional, Djoko Priyono, kepada dirinya.
"Itu pernyataan Direktur Operasi KPI per 1 Januari 2021 Premium akan diganti dengan Pertalite dimulai di Jamali dan dilanjutkan ke daerah lain secara bertahap," kata Karliansyah saat dihubungi kumparan, Minggu (15/11).
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, memberikan sinyal akan adanya penghapusan BBM RON 88 ini pada 6 Juni 2020 lalu dalam diskusi virtual Rakyat Merdeka.
ADVERTISEMENT
Meski tak menyebut Premium, Nicke mengatakan produk BBM yang akan dikurangi mengacu pada aturan KLHK, yaitu mengenai pembatasan research octane number (RON) atau oktan BBM yang dipakai.
"Jadi ada regulasi KLHK yang menetapkan bahwa untuk menjaga polusi udara ada batasan di RON berapa, di kadar emisi berapa. Jadi nanti yang kita prioritaskan produk yang ramah lingkungan," kata dia konferensi pers Rakyat Merdeka secara daring, Senin (15/6).
Nicke mengatakan, saat ini perusahaan tengah berkoordinasi dengan pemerintah terkait produk BBM mana saja yang mau dihapus. Dia menekankan akan mendorong masyarakat menggunakan BBM yang ramah lingkungan.
Selang 10 hari, Menteri ESDM Arifin Tasrif membenarkan adanya rencana penghapusan BBM Premium. Di hadapan Komisi VII DPR RI, Arifin mengatakan pemerintah akan lebih fokus untuk penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
"Terkait Premium dan Pertalite, ke depan memang akan ada penggantian menggunakan energi yang lebih bersih untuk meringankan beban lingkungan," ujarnya dalam rapat dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (25/6).
PT Pertamina melaksanakan program Digitalisasi SPBU, Program BBM Satu Harga, dan Program Pertamina Shop guna mengembangkan inovasi bisnis. Foto: Pertamina

Siapkah Masyarakat Beralih ke Energi Bersih?

Penghapusan BBM Premium sudah lama diusulkan. Pada 2014 lalu, Ketua Pemberantasan Mafia Migas atau Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri menilai sudah waktunya pemerintah menghapus produk ini.
Sebab, dia menduga banyak mafia yang bermain dalam pengadaan produk ini lantaran bahan bakunya berasal dari RON 92 yang diolah dan diubah menjadi RON 88.
Selain ada dugaan celah mafia migas, secara kualitas BBM Premium juga tidak bagus bagi udara. Emisi yang dihasilkan menimbulkan polusi. Apalagi kendaraan keluaran terbaru, mesin yang digunakan lebih cocok menggunakan BBM di atas RON 88.
ADVERTISEMENT
Untuk menekan pencemaran udara dari polusi kendaraan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan NO.P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017 meminta Pertamina menyalurkan BBM berstandar Euro 4 mulai Maret 2018.
BBM standar Euro 4 adalah bensin dengan kadar oktan (RON) di atas 91 dan kadar sulfur di bawah 500 ppm. Sejauh ini, hanya Pertamax Turbo saja yang sudah memenuhi kriteria tersebut. Bahkan Pertamax yang merupakan bensin RON 92 belum masuk standar Euro 4 karena kadar sulfurnya masih di atas 500 ppm.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati disaksikan Menteri LHK Siti Nurbaya berjalan usai menerima Penghargaan PROPER Emas 2019 (8/1). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Program Langit Biru Jalan Menuju Energi Bersih
Meski pemerintah masih memberikan penugasan untuk menyalurkan BBM Premium di Indonesia, Pertamina belum lama ini aktif menjalankan Program Langit Biru (PLB) di berbagai kota. Salah satu PLB yang dilakukan perusahaan adalah memberikan diskon harga BBM Pertalite seharga BBM Premium.
ADVERTISEMENT
Pjs Vice President Corporate Communication Pertamina Heppy Wulansari mengatakan Pertamina terus mengedukasi konsumen untuk menggunakan BBM ramah lingkungan dan BBM yang lebih berkualitas. BBM dengan RON lebih tinggi akan berdampak positif untuk mesin kendaraan dan udara yang lebih bersih.
Selain edukasi, Pertamina juga memberikan stimulus berupa promo-promo BBM kepada konsumen agar tergerak untuk mencoba BBM dengan kualitas lebih baik dan merasakan dampaknya ke mesin kendaraan, antara lain melalui Program Langit Biru (PLB).
"Saat ini PLB sudah berjalan di 45 kabupaten/kota seperti Serang, Bogor, Depok, Tangsel, Sukabumi, Palembang, dan seterusnya. Sampai akhir tahun rencananya ada 85 wilayah," ujarnya kepada kumparan, Minggu (15/11).
Mengutip data dalam situs Pertamina, Minggu (15/11), pemerintah memberikan kuota BBM Premium sebanyak 11 juta kilo liter (KL) untuk tahun ini. Hingga 30 September 2020, realisasi konsumsinya mencapai 7,17 juta KL atau 54 persen dari kuota yang ditetapkan.
ADVERTISEMENT
Heppy Wulansari mengatakan konsumsi BBM Premium memang terus mengalami penurunan secara tahunan. Mereka rata-rata beralih ke Pertalite dan Pertamax yang memiliki RON lebih tinggi dari Premium.
"Secara umum konsumsi Premium atau RON 88 dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Artinya animo masyarakat terhadap BBM dengan RON yang lebih tinggi sudah semakin baik. Secara data, saat ini konsumsi RON 88 di Jamali kurang dari 14 persen dari total penggunaan gasoline," ujarnya.