Beban Utang Bikin Rugi, Indofarma Bakal Tarik Pinjaman Rp 355 M ke Bio Farma
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Indofarma, Arief Pramuhanto, mengatakan terkait utang bank, Indofarma akan melakukan refinancing menjadi shareholder loan (SHL) dengan pinjaman dari induk holding PT Bio Farma senilai Rp 355 miliar, dengan bunga 6,5 persen per tahun yang dibayarkan selama 6 tahun.
"Kita akan replace dengan shareholder loan dalam hal ini dari induk kami yaitu Bio Farma, besarnya yaitu sekitar Rp 355 miliar. Jadi nanti kita akan refinancing dan replace dengan shareholder loan," kata dia saat paparan publik, Selasa (31/5).
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I 2022 (unaudited), pinjaman bank jangka pendek Indofarma tercatat Rp 109,84 miliar hingga kuartal I 2022, turun dibandingkan Rp 125,08 miliar pada akhir 2021.
Lalu, pinjaman bank jangka panjang tercatat Rp 289,61 miliar per 31 Maret 2022, lebih rendah dibandingkan Rp 293,83 miliar pada akhir 2021. Sehingga total pinjaman bank Indofarma Rp 399,45 miliar.
ADVERTISEMENT
Arief menuturkan, mengenai utang dagang Indofarma akan disesuaikan cash by cash menggunakan skema pendanaan supply chain finance yang akan dibiayai dari vendor atau customer. Perseroan juga tidak menutup alternatif pendanaan lain.
Adapun beban utang dagang atau usaha perseroan tercatat cukup tinggi, di mana utang pihak berelasi sebesar Rp 43,85 miliar dan utang usaha pihak ketiga sebesar Rp 501,61 miliar.
"Sebagai gambaran, kami sudah punya total paket solution, kami kerja sama dengan perbankan untuk memberikan total solution kepada customer dalam hal ini rumah sakit, yaitu pembiayaan rumah sakit nanti ketika beli produk kami," jelasnya.
Sementara untuk supply chain finance ini, jelas Arief, customer akan melalui proses assesment terlebih dahulu dengan perbankan.
ADVERTISEMENT