Beda Data Manajemen Kartu Prakerja dan Menaker Soal Daftar Prioritas

26 November 2020 18:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga mencari informasi tentang pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang kedua di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Warga mencari informasi tentang pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang kedua di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah geram dengan Manajemen Kartu Prakerja. Sebab, sebanyak 2,1 juta korban PHK yang masuk dalam daftar prioritas (whitelist) pemerintah, tak semua lolos sebagai peserta di gelombang 11 Kartu Prakerja.
ADVERTISEMENT
Menurut Ida, data prioritas 2,1 juta orang tersebut merupakan arahan dari Presiden Jokowi. Selain itu, data tersebut juga merupakan usulan dari NU, Muhammadiyah, DPR, dan Dinas Ketenagakerjaan.
Head Of Communications Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Louisa Tuhatu, mengatakan data yang disampaikan Ida Fauziyah dalam Rapat Dengar Pendapat tersebut keliru.
"Ada 2 kesalahan angka yang disampaikan dalam dengar pendapat kemarin. Pertama, PMO tidak pernah menerima data 2,1 juta nama. Yang kami terima adalah data dengan 1,7 juta nama," ujar Louisa kepada kumparan, Kamis (26/11).
Namun meski 1,7 juta nama tersebut merupakan prioritas, Louisa menegaskan bahwa pihaknya tetap harus melakukan proses verifikasi, seperti halnya nama-nama lain.
Sebab, PMO Kartu Prakerja bekerja sesuai aturan yang menaungi Program Kartu Prakerja yaitu Perpres No. 76/2020 dan Permenko Bidang Perekonomian No. 11/2020.
ADVERTISEMENT
Perpres dan Permenko tersebut secara eksplisit menyebutkan daftar yang dikecualikan atau tidak dapat menerima Program Kartu Prakerja.
Menaker Ida Fauziyah di peluncuran standar kompetensi kerja seni musik. Foto: Dok. Kemenaker
Sehingga semua usulan nama dalam daftar prioritas dari Kemenaker tersebut tetap harus diverifikasi terhadap daftar pengecualian ini.
Selain itu, dalam rapat, Ida juga menyebutkan bahwa pada gelombang 11, PMO Kartu Prakerja hanya meloloskan 95.559 orang dari 2,1 juta data prioritas yang diajukan Kemenaker.
Sehingga hanya sekitar 4,5 persen dari data tersebut yang lolos sebagai peserta Prakerja. Ida juga mengeluh lantaran nama-nama titipan DPR, NU, Muhammadiyah, dan dinas-dinas lain tidak ada yang masuk sama sekali
Louisa menampik klaim tersebut. Menurut dia, dari gelombang 1 hingga 10 PMO telah menerima 472.000 peserta dari whitelist yang diberikan Kemenaker dan 95.559 dari pendaftaran luring pada gelombang 11.
ADVERTISEMENT
"Sehingga total penerima Kartu Prakerja yang berasal dari usulan Kemenaker adalah 567.559. Jadi bukan 95.559 seperti yang dikatakan," ujar Louisa.