Beda Pendapat Mendag dan Kepala BKPM: Konsumsi Dulu atau Investasi?

26 Januari 2021 20:08 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Foto: Widodo S. Jusuf/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Foto: Widodo S. Jusuf/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memiliki pandangan yang berbeda terkait mana terlebih dulu yang didahulukan untuk mendorong perekonomian, mendorong konsumsi atau investasi.
ADVERTISEMENT
Lutfi mengibaratkan investasi dan konsumsi seperti hubungan kasih antara laki-laki dan perempuan. Dia mengatakan, konsumsi dan kegiatan dagang seperti hubungan pacar, sementara investasi sebagai pernikahan.
"Yang pertama kali kita mesti kenalan, saling mengunjungi. Setelahnya kita pacaran atau trading dulu. Setelah trading, jatuh cinta dan saling kenal itu baru kita punya komitmen atau investasi, dalam pergaulan ini adalah perkawinan," kata Lutfi dalam webinar Akselerasi Pemulihan Ekonomi, Selasa (26/1).
Menurut Lutfi, konsumsi harus lebih dahulu diutamakan. Tujuannya agar muncul komitmen dari pelaku untuk bisa berinvestasi.
"Perdagangan itu pacaran. Komitmennya investasi. Perdagangan membawa investasi dan investasi membawa industrialisasi," kata dia.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Sementara Bahlil memiliki sudut pandang yang berbeda. Menurutnya, investasi merupakan pintu utama dari tumbuhnya konsumsi yang menopang pendapatan negara.
ADVERTISEMENT
Bahlil menuturkan, konsumsi akan tumbuh jika ada daya beli dari masyarakat. Daya beli ini, kata dia, muncul jika ada kepastian pendapatan.
Kepastian pendapatan tersebut juga dinilai bisa terjadi jika ada lapangan pekerjaan. Sementara lapangan pekerjaan bukan hanya untuk posisi PNS atau pegawai BUMN saja, melainkan pihak swasta juga harus ikut membuka lapangan kerja lewat investasi.
"Jadi kalau secara subjektif, investasi atau konsumsi dulu, saya mengatakan bahwa investasi adalah sumber pintu masuk untuk menaikkan konsumsi uang masif," pungkasnya.