BEI Panggil Garuda Soal Laporan Keuangan, Ini Respons Kementerian BUMN

30 April 2019 15:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Garuda Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Garuda Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memanggil Direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) beserta auditornya pada hari ini untuk me‎ngklarifikasi laporan keuangan yang ditolak oleh 2 komisarisnya, yakni Chairal Tanjung dan Doni Oskaria.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kemen‎terian BUMN Gatot Trihargo mengaku tak mempermasalahkan pemanggilan itu. Sebab BEI memiliki kewenangan mengawasi perusahaan terbuka.
"Ya enggak apa-apa dipanggil," ujarnya saat ditemui di Gedung Ditjen Pajak, Jakarta, Selasa (30/4).
Saat disinggung mengenai BEI memandang piutang tak bisa dianggap sebagai pendapatan lantas laporan keuangan Garuda harus diubah, dia enggan menjawab. Pun saat ditanya mengenai sikap Kementerian BUMN, Gatot juga bungkam.
"‎Lho kan sama pemegang saham," kata Gatot tak menjawab pertanyaan.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, ‎mengatakan bahwa pertemuan dengan direksi Garuda Indonesia dan auditor KAP Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & rekan digelar pada hari ini pukul 08.30-09.30 WIB di BEI.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, ia enggan membeberkan isi pertemuan tersebut. Menurut dia, hasil pertemuan itu akan dipublikasikan secara tertulis di dalam situs resmi BEI.
"Bursa akan mengirimkan permintaan penjelasan pada hari ini. B‎ursa meminta semua pihak untuk mengacu pada tanggapan perseroan yang akan disampaikan melalui IDXnet (platform bursa) dan penjelasan dapat dibaca di website bursa (BEI)," jelas Nyoman Yetna.
Sebelumnya diberitakan, Komisaris Garuda Indonesia, Chairal Tanjung, mengungkapkan pihaknya menolak laporan keuangan GIAA karena Perjanjian Kerjasama Penyediaan Layanan Konektivitas Dalam Penerbangan antara PT Mahata Aero Teknologi dengan PT Citilink Indonesia tertanggal 31 Oktober 2018 dinilai janggal.
GIAA diketahui memang menjalin kerja sama untuk menyediakan layanan wifi gratis pada sejumlah pesawat. Dari kerja sama itu, Garuda sejatinya memang memperoleh pendapatan baru sebesar USD 239,94 juta dan USD 28 juta yang didapatkan dari bagi hasil dengan Sriwijaya Air. Namun seharusnya transaksi itu sudah diakui sebagai pendapatan di laporan keuangan 2018 meski uangnya belum diterima.
ADVERTISEMENT
"Kita hanya keberatan dengan 1 transaksi," beber Chairal Tanjung.