BEI: Pasar Saham Bisa Pulih di Semester I 2021

29 Agustus 2020 15:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Foto:  Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut pemulihan pada pasar saham akan lebih cepat dibandingkan sektor riil. Berdasarkan pengalaman krisis ekonomi sebelumnya, indeks harga saham gabungan (IHSG) mampu bangkit lebih awal.
ADVERTISEMENT
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono W Widodo, mengatakan pemulihan di pasar saham yang lebih cepat karena investor akan mengambil kesempatan di masa krisis. Sehingga ketika krisis berlalu, maka saham kembali melesat.
"Recovery-nya untuk saham ini cukup cepat. Banyak investor yang ambil kesempatan masa krisis itu, ini terbukti di 2008, 2013, bursa mengalami gejolak, tapi recover cepat sekali setelahnya," ujar Laksono dalam webinar Universitas Sriwijaya, Sabtu (29/8).
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (11/3). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Pada penutupan perdagangan Jumat (28/8), indeks turun 24.813 poin (0,46 persen) ke 5.346,659. Sementara itu, Indeks LQ45 ditutup turun 4,919 poin (0,58 persen) ke 847,746. Sebanyak 189 saham naik, 238 saham turun, dan 173 saham stagnan.
Jika melihat pergerakan saham sejak awal tahun ini hingga 28 Agustus 2020, IHSG anjlok 15,13 persen year to date (ytd). Namun menurut Laksono, hampir seluruh bursa saham di seluruh negara memerah sepanjang tahun ini.
ADVERTISEMENT
Negara tetangga seperti Singapura juga anjlok 20,99 persen (ytd), Thailand anjlok 16,23 persen (ytd), dan Filipina anjlok 24,71 persen (ytd).
"Kalau dibandingkan negara tetangga, kita enggak seberapa anjloknya, masih lebih baik dari negara merekalah," katanya.
Bahkan jika dibandingkan selama sepuluh tahun terakhir, IHSG naik 111,95 persen, masuk top ten pasar saham di dunia. Peringkat Indonesia ini bahkan mengalahkan Singapura yang dalam sepuluh tahun terakhir anjlok 13,04 persen, China yang hanya tumbuh 2,23 persen, hingga Malaysia yang hanya tumbuh 22,16 persen.
Laksono pun menyebut, pasar saham Indonesia bisa kembali pulih di semester I 2021. Sehingga di tahun depan, menurutnya, investor sudah bisa kembali mendapatkan keuntungan.
"Terutama nanti di semester I 2021. Kami harapkan investasi investor dapat menghasilkan baik di 2021," tambahnya.
ADVERTISEMENT