Belanja di Malaysia dan Singapura Bisa Pakai QRIS Mulai 2023

14 November 2022 14:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembeli membayar dengan metode scan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di warung KE Angkringan, Ampera, Jakarta, Jumat (30/7/2021). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pembeli membayar dengan metode scan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di warung KE Angkringan, Ampera, Jakarta, Jumat (30/7/2021). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Asisten Gubernur, Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta, mengatakan masyarakat Indonesia bisa menggunakan QRIS untuk belanja di Malaysia dan Singapura mulai tahun depan.
ADVERTISEMENT
Fili menjelaskan, meskipun sudah melakukan perjanjian kerja dengan lima negara, namun proses implementasi memerlukan waktu yang cukup panjang. Kelima negara tersebut adalah Thailand, Singapura, Malaysia, Filipina, dan Indonesia.
"Thailand sudah implementasi, Malaysia lagi piloting, sama Singapura lagi development. Jadi lagi bicara cari model bisnis yang paling cocok," kata Fili kepada awak media di Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, Senin (14/11).
"Malaysia, Singapura tahun depan diluncurkan, masih on track," imbuhnya.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam High Level Seminar "Recover Together Recover Stronger", rangkaian kick off Presidensi G20 di Indonesia. Foto: Dok. Istimewa
Sementara itu, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, dengan adanya konektivitas sistem pembayaran digital di lima negara ASEAN ini, bisa menggenjot penjualan ritel setiap negara. Di Indonesia, khususnya menyasar penjualan UMKM yang didominasi ibu-ibu.
"Di antara lima negara ASEAN ini, QR masing-masing bisa digunakan untuk transaksi dan ini langsung bisa dengan fast payment, seperti BI Fast (kalau dari Indonesia), real time 24 jam, dengan biaya sangat murah," terangnya.
ADVERTISEMENT
Ke depannya, bank sentral lima negara ini juga akan menjajaki sistem pembayaran digital di sektor wholesale dan valuta asing. "Jadi ini satu tahap untuk mimpi ke depan. Tidak sembarang tanda tangan MoU. Ini jadi tonggak sejarah," katanya.