Belanja Kelas Menengah Melonjak Seperti Sebelum Pandemi, Tapi di Luar Jawa Turun

30 Agustus 2021 20:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masyarakat mengantre di kasir sebuah pusat perbelanjaan, menunjukkan pulihnya minat belanja. Foto: Mirsan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat mengantre di kasir sebuah pusat perbelanjaan, menunjukkan pulihnya minat belanja. Foto: Mirsan/kumparan
ADVERTISEMENT
Penurunan kasus harian COVID-19 telah memulihkan kepercayaan masyarakat, termasuk untuk berbelanja. Hal itu terungkap dari kajian Mandiri Institute, yang menyebutkan pemulihan pengeluaran atau belanjang masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dari tiga kelompok masyarakat yang dibuat Mandiri Institute berdasarkan penghasilannya, belanja masyarakat kelas menengah yang paling melonjak tinggi. Bahkan per 15 Agustus 2021, belanja kelompok masyarakat ini sudah seperti sebelum pandemi.
“Belanja kelompok masyarakat menengah mengalami kenaikan drastis. Hingga 15 Agustus 2021, indeks belanja kelompok menengah menunjukkan angka 110,5 persen,” kata Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono dalam publikasi hasil kajiannya di Jakarta, Senin (30/8).
Mandiri Institute mengklasifikasikan kelompok masyarakat menengah sebagai masyarakat yang memiliki penghasilan Rp8,4 juta per bulan. Dengan indeks belanja masyarakat menengah hingga 110,5 persen, belanja kelompok tersebut sudah berada di tingkat sebelum pandemi COVID-19 atau sebelum Januari 2020.
Menurut Teguh, pemulihan belanja terjadi di setiap lapisan kelompok masyarakat. Dari tiga kelompok masyarakat yang dibagi berdasarkan penghasilan yakni kategori bawah, menengah, atas. Semua kategori masyarakat menunjukkan kenaikan dalam belanja masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Sementara itu kelompok bawah juga mengalami kenaikan. Selain pelonggaran mobilitas, dukungan pemerintah terhadap kelompok ini, dalam bentuk perlindungan sosial, juga berdampak positif bagi kelompok bawah,” ujarnya.
Suasana pembukaan mal Ciputra Semarang di masa PPKM. Foto: Dok. Istimewa
Kenaikan tingkat belanja masyarakat ini, menurut Mandiri Institute, terjadi di Pulau Jawa. Hal ini menunjukkan pemulihan yang cepat seiring dengan diturunkannya tingkat PPKM di banyak provinsi di Pulau Jawa.
Faktor lain yang mendorong kenaikan belanja di Jawa, kata Teguh, adalah menurunnya kasus positif COVID-19. Hal ini membuat masyarakat relatif lebih berani untuk melakukan aktivitas ekonomi.
“Indeks nilai belanja di Jawa pada 15 Agustus berada di 73,4 naik dari 63,8 pada tanggal 1 Agustus 2021,” ujar Teguh.
Berbeda dengan di Jawa, indeks belanja di luar Pulau Jawa justru menunjukkan tren yang menurun, meskipun secara total masih berada di level yang tinggi. Hingga 15 Agustus 2021, indeks belanja di luar Pulau Jawa berada di tingkat 86,4.
ADVERTISEMENT
Sejalan dengan peningkatan belanja, tingkat pengeluaran di restoran dan toko serba ada (department stores) perlahan mulai meningkat, meskipun masih di bawah 100 atau level normal sebelum pandemik.
Pada 15 Agustus 2021, indeks belanja terkait restoran berada di tingkat 94,8 atau membaik dibandingkan situasi di 1 Agustus 2021.
“Sementara itu belanja di ritel yang terkait kebutuhan rumah tangga dan supermarket tampaknya tidak terdampak cukup dalam semasa PPKM Darurat,” kata Teguh.