Beli 20 Persen Saham Vale, Inalum Rogoh Kocek Rp 7 Triliun

22 November 2019 19:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lokasi tambang Nikel Milik PT Vale Indonesia Foto:  Selfy Sandra Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi tambang Nikel Milik PT Vale Indonesia Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
Divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) akhirnya jatuh pada PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum. Holding BUMN Pertambangan ini diminta pemerintah untuk mencaplok 20 persen saham Vale.
ADVERTISEMENT
Direktur Layanan Strategis yang merangkap Pejabat Sementara (Pjs) Direktur Utama Inalum Ogi Prastomiyono mengatakan, untuk membeli 20 persen saham Vale, harganya mencapai USD 500 juta atau sekitar Rp 7 triliun (Rp 14.000).
"Sudah dianggarkan. Nilainya USD 500 juta (untuk saham) 20 persen ya. (Masuk) anggaran 2020," kata Ogi di usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Inalum 2020 di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (22/11).
Ogi mengatakan, rencananya Desember ini perjanjian jual beli saham antar kedua perusahaan (CSPA: Conditional Sales and Purchase Agreement) akan diteken. Saat ini sedang menyelesaikan tiga dokumen untuk bisa merealisasikan CSPA tersebut. Dokumen tersebut adalah Shareholder Agreement, Offtaker Agreement, dan CSPA.
ADVERTISEMENT
"Jadi ada CSPA dulu itu diharapkan desember pertengahan selesai. Realisasi semua paling lambat Juni tahun depan lah," katanya.
Kejar Target Laba Bersih Holding Rp 2,1 Triliun
Selain membeli Vale, tahun depan perusahaan telah menetapkan target laba bersih (bottom line) holding BUMN pertambangan Rp 2,1 triliun. Target tersebut ditopang besar oleh target laba PT Bukit Asam (Persero) Tbk.
"Sesuai rencana saja 2020 bottom line Rp 2,1 triliun. Lebih baik dari 2019. Terbesar dari Bukit Asam Rp 4 triliun," jelasnya.