Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Berawal Rp 50 ribu, Kini UMKM Kerajinan Kulit Bisa Cuan Sampai Rp 2 M
18 Desember 2022 14:55 WIB
·
waktu baca 3 menitTidak ada yang pernah menyangka uang Rp 50 ribu dapat dibuat menjadi modal usaha. Mungkin bagi sebagian anak muda, uang tersebut hanya mampu untuk membeli segelas kopi. Namun, di tangan Rusdi Raisa uang sebanyak Rp 50 ribu dapat digunakan untuk memulai bisnis UMKM kerajinan kulit , D'Russa pada 2006.
Pada saat kumparan mengunjungi booth D'Russa dalam acara UMKM EXPO(RT) BRILianpreneur 2022, sang pegawai, Ajay menceritakan bahwa UMKM yang berasal dari Bandung ini mampu meraup keuntungan hingga Rp 2 miliar dengan memanfaatkan kulit hewani dari Garut, Jawa Barat.
"Dulu pernah ngobrol sama saya Rp 1,5-Rp 2 miliar per bulannya," ujar dia kepada kumparan di JCC, Kamis (15/12).
Adapun kulit yang dipakai sangat beragam mulai dari kulit sapi, kambing hingga domba. Menurutnya, D'Russa turut membantu para perajin lokal di daerahnya. Mereka juga mengambil bahan baku kulit dari beberapa daerah lainya di Jawa Barat.
"Kulit sapi, kambing dan domba dari perajin kulit tradisional ya," sambungnya.
Tidak hanya itu, D'Russa juga melakukan impor bahan baku kulit sapi dari Australia. Ia menilai hal tersebut dilakukan bukan agar harga jual produk bisa lebih bersaing.
"Kalau harga dengan kualitas yang lokal bagus juga, tapi kita harga rendah soalnya terjangkau. Bagus untuk yang lokal, tapi kalau yang premium kita mengambil (impor), kualitasnya juga lebih oke, harga lebih dari lokal," kata dia.
Ia menyebutkan D'Russa menawarkan 60 produk kerajinan kulit mulai dari gantungan kunci, dompet, tas, jaket hingga aneka kerajinan kulit lainnya. Harganya pun bervariasi untuk produk yang kecil dimulai dari Rp 85.000 hingga Rp 1,9 juta.
Ajay tak menampik bahwa saat ini kerajinan kulit sangat menjamur di Indonesia. Meski begitu, produk dari D'Russa memiliki keunikan tersendiri di mana produknya tidak terlalu mengikuti zaman, sehingga terkesan vintage dan mengedepankan fungsi dari produk itu sendiri.
"Ada tas yang kita lihat desainnya digunakan saat Perang Dunia ke-2. Betul-betul nanti kita bikin dari kulit, cuma kita kan fungsinya juga dalamannya kita buat ada kantung untuk taruh laptop," jelasnya.
Produk D'Russa sendiri memiliki banyak peminat dari Sabang sampai Merauke. Selain itu, penjualan terbanyak datang dari wilayah Jabodetabek.
"Untuk pengiriman keluar pulau kebanyakan dari pemerintahan," tambah Ajay.
Mereka juga berhasil menembus pasar mancanegara meskipun pengirimannya belum menggunakan kontainer. Ia menyebutkan produk D'Russa banyak dibeli dari Rusia, Eropa, Asia Tenggara hingga Jepang.
Jatuh Bangun Bisnis Kerajinan Kulit
Ajay mendapati cerita dari sang bos bahwa bisnis ini di awal sangat aktif menerima orderan dan berinovasi. Hal ini pada akhirnya justru membuat kewalahan produksi yang mencoba melakukan produksi lain. Sementara itu, saat pandemi dirinya bersyukur perusahaan mampu bertahan di tengah wabah COVID-19.
"Tidak ada pengurangan karyawan selama COVID-19, hanya kita ada penurunan orderan ya sekitar 30 persen," cerita dia.
Melihat situasi ini, D'Russa mencoba memproduksi masker dari kulit yang bagian dalamnya dilapisi dengan kain. Inovasi ini mendapatkan sambutan yang baik dari para pelanggan.
Masker yang dijual satuannya sekitar Rp 250 ribu-450 ribu ini berhasil laku lebih dari 100 pcs. Berbagai cara dilakukan agar perusahaan dapat melewati krisis, salah satunya dengan memanfaatkan e-commerce.
Hal ini berbuah manis di mana tahun 2022 perusahaan sudah menunjukkan geliat peningkatan orderan sebesar 50 persen. Persentase tersebut dinilai belum baik seperti tahun 2019, akan tetapi ia bersyukur penjualan mengalami kenaikan.
Ajay berharap ke depannya D'Russa dapat melakukan ekspansi ke pasar internasional yang lebih luas lagi. "Ke depannya gitu yang ingin dicapai setelah sukses di pasar nasional bahkan mungkin internasional," tandasnya.