Berita Populer: Alm Kepala PPATK Bantu Ungkap Jiwasraya hingga Grab Tutup Kantor

16 Maret 2020 6:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin. Foto: ANTARA/Budi Suyanto
zoom-in-whitePerbesar
Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin. Foto: ANTARA/Budi Suyanto
ADVERTISEMENT
Di penghujung akhir pekan, sejumlah berita di kumparanBisnis banyak dicari pembaca atau masuk dalam berita populer. Berita yang masuk dalam kategori populer ini mulai berkaitan dengan almarhum kepala PPATK yang pernah membantu dalam upaya mengungkap kasus Jiwasraya hingga Grab yang tutup kantor akibat merebaknya virus corona.
ADVERTISEMENT
Berikut kumparan merangkumnya:

Almarhum Kepala PPATK Bantu Ungkap Jiwasraya

Kepala Pusat Pelaporan dan Analis Transaksi Keuangan (PPATK), Kiagus Ahmad Badaruddin, meninggal dunia pada Sabtu (14/3). Kiagus meninggal di usia 57 tahun.
Kiagus meninggal karena infeksi saluran pernapasan bawah (pneumonia), dan memiliki penyakit penyerta atau komorbiditas (comorbid), berupa diabetes dan gangguan ginjal.
Keterlibatan PPATK dalam mengungkap kasus gagal bayar Jiwasraya membuat nama Kiagus tak asing lagi di ranah publik. Terakhir, pihaknya tengah melacak transaksi para tersangka kasus dugaan korupsi dana investasi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) atas permintaan Kejaksaan Agung.
Kiagus menyebut penelusuran tidak hanya terkait dengan para tersangka. Penelusuran dilakukan secara menyeluruh.
"Saya tidak melihat lima orang atau berapa. Tadi yang saya sebutkan adalah kita dalam melakukan suatu penelusuran transaksi akan melihat secara komprehensif apakah dia korporasi dan orang per orang. Jadi jumlahnya (jumlah tersangka) saya enggak tahu berapa persisnya, tetapi siapa yang terlibat atau tersangkut di dalam transaksi itu tentu akan kita telusuri,” paparnya saat masa penyelidikan kasus Jiwasraya.
Ilustrasi Jiwasraya. Foto: Shutter Stock
Dia berharap, dalam kasus gagal bayar Jiwasraya tidak hanya menyasar pada tindak pidana korupsinya, tetapi juga bisa diungkap tindak pidana pencucian uang (TPPU). Dengan menjerat TPPU, kata dia, potensi pengembalian aset ke negara menjadi lebih besar.
ADVERTISEMENT
"Maka kami berharap bahwa, pertama akan terjadi efek penjeraan. Kedua, akan memudahkan penelusuran aset. Dan ketiga pemulihan kerugian negara bisa diambil juga dari hukuman di TPPU," jelas Kiagus.
Diketahui hingga kini, kerugian negara dalam kasus Jiwasraya mencapai Rp 16,81 triliun. Jumlah itu melebihi perkiraan awal sebesar Rp 13,7 triliun.
Kejaksaan Agung juga telah menetapkan enam tersangka. Mereka ialah mantan Direktur Utama Jiwasraya, Hendrisman Rahim; mantan Direktur Keuangan Jiwasraya, Hary Prasetyo; dan mantan Kepala Divisi Investasi dan Keuangan Jiwasraya.
Tersangka lainnya adalah Syahmirwan; Komisaris PT Hanson Internasional Tbk, Benny Tjokro; Presiden Komisaris PT Trada Alam Minera (TRAM) Tbk, Heru Hidayat; serta Direktur PT Maxima Integra, Joko Hartomo Tirto.

Bekerja dan Belajar Dari Rumah, Kebutuhan Paket Internet Diprediksi Melonjak

Wabah virus corona kian serius. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya pasien yang dinyatakan positif. Pemerintah pusat maupun daerah pun kini kompak mengeluarkan kebijakan tegas untuk membatasi interaksi masyarakat dalam jumlah besar. Hal ini dilakukan demi menekan potensi penyebaran virus yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
Salah satu kebijakan yang diambil yaitu dengan memberlakukan bekerja dari rumah atau Work From Home/WFH untuk pekerja dan meliburkan sekolah hingga universitas untuk siswa dan mahasiswa. Ternyata kebijakan tersebut bakal berimbas pada pengeluaran masyarakat terutama soal kebutuhan paket data internet.
Audiza, karyawan swasta di salah satu perusahaan di Jakarta mengaku kantornya sudah mulai menerapkan WFH sejak Kamis pekan lalu.
Salah satu dampak yang paling terasa yaitu kebutuhan paket data internet menjadi naik signifikan. Sebab menurut Audiza, sehari-hari ia biasanya mengandalkan Wi-Fi kantor.
“Lumayan berasa sih (kenaikan penggunaan paket data internet). Apalagi kerjaan aku bagian accounting. Harus download upload kirim file yang size-nya cukup besar. Kebetulan engga pasang wifi di rumah, jadi cuma tethering lewat iPhone. Cukup berasa,” ujar Audiza kepada kumparan, Minggu (15/3).
Pria pekerja keras banyak disukai perempuan. Foto: Unsplash
Hal yang sama juga diungkapkan Banyu. Karyawan perusahaan multinasional tersebut juga memprediksi penggunaan data internet bakal naik tajam.
ADVERTISEMENT
“Minggu lalu baru percobaan WFH. Lancar sih. Tapi lumayan boncos juga di paket data. Karena daily meeting tiap pagi jadi via video call. Belum ngirim kerjaan dan lain-lain,” ujarnya.

Grab Sementara Tutup Kantor di Jakarta

Perusahaan ride hailing Grab telah menutup sementara kantor mereka yang berada di Jakarta. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi meluasnya penyebaran virus corona. Dengan demikian, karyawan Grab diperbolehkan untuk Work From Home (WFH) alias bekerja dari rumah. Penutupan kantor ini dilakukan sejak Kamis (12/3) minggu lalu hingga Selasa (17/3) pekan
“Sebagai upaya pencegahan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan pribadi karyawan, kami telah menutup sementara kantor kami di Jakarta untuk melakukan pembersihan menyeluruh pada 12-17 Maret. Karyawan akan bekerja dari rumah selama proses ini berlangsung,” ungkap Public Relations Assistant Marketing Manager Grab Indonesia Satrya Pinandita kepada kumparan, Minggu (15/3).
ADVERTISEMENT
Menurut Satrya, Grab akan terus memantau situasi dengan cermat dan siap untuk mengimplementasikan tindakan pencegahan tambahan sambil memastikan dampak minimal pada operasi bisnis perusahaan.
Kebijakan serupa juga dijalankan oleh Gojek. Chief Corporate Affairs Gojek, Nila Marita mengatakan, pihaknya telah melakukan uji coba penerapan kerja dari rumah bagi para karyawan Gojek. Hanya saja Nila tidak merinci sejak kapan WFH mulai diberlakukan bagi karyawan Gojek.
“Bagi karyawan, kami juga telah menjalankan berbagai inisiatif untuk meminimalisir risiko, termasuk uji coba Kerja Dari Rumah (WFH-Work From Home),” ujar Nila.
Meski demikian Nila menjelaskan, sejatinya Gojek telah menjalankan berbagai upaya antisipasi Coronavirus Diseases (COVID-19) sejak Januari lalu.
Ilustrasi GOJEK Foto: REUTERS/Garry Lotulung
Upaya-upaya preventif tersebut menjangkau seluruh ekosistem Gojek termasuk mitra driver, mitra merchant, mitra service provider, pelanggan, dan karyawan Gojek.
ADVERTISEMENT
Untuk karyawan misalnya, Gojek juga melakukan sejumlah tindakan seperti pengukuran suhu tubuh, mempersiapkan rencana keberlangsungan bisnis, memberlakukan larangan perjalanan kerja internasional, memberikan training mengenai virus corona dalam kerja sama dengan Kementerian Kesehatan, membagikan masker, hand sanitizer, dan vitamin serta melakukan office deep cleaning secara teratur.
“Keamanan dan keselamatan merupakan prioritas utama Gojek. Kami menghimbau agar masyarakat senantiasa waspada dan terus mengikuti perkembangan terkait situasi terbaru dari sumber-sumber resmi seperti badan Pemerintah dan pihak berwajib,” ujarnya.