news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Berita Populer: Nambah Utang Karena Corona, Ancaman Pengangguran Melonjak

29 Maret 2020 6:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Sri Mulyani Foto: dok. kemdikbud.go.id
zoom-in-whitePerbesar
com-Sri Mulyani Foto: dok. kemdikbud.go.id
ADVERTISEMENT
Pemerintah tengah memutar otak untuk tetap stabilitas ekonomi di tengah pandemi virus corona. Bahkan beberapa waktu lalu, pemerintah berencana menerbitkan surat utang untuk kembali memulihkan dunia usaha atau Recovery Bond.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Kabinet Indonesia Maju juga tengah menyiapkan stimulus berikutnya berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk masyarakat miskin.
Untuk lebih lengkapnya berikut kumparan rangkum berita populer ekonomi bisnis selama pekan ini:
Surat Utang untuk Pemulihan Dunia Usaha
Surat utang yang bertujuan memberikan kredit kepada pelaku usaha tersebut tengah disiapkan aturan hukumnya. Beleid itu rencananya berupa Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu).
Recovery Bond akan diterbitkan dalam denominasi rupiah dan nantinya akan dibeli Bank Indonesia (BI) atau swasta yang masih memiliki kelebihan likuiditas.
Dana hasil penerbitan inilah yang akan menjadi kredit khusus bagi pelaku usaha untuk mempertahankan operasional perusahaan.
Namun untuk bisa mendapatkan kredit khusus itu, para pelaku usaha harus memenuhi syarat, yaitu tidak boleh melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
ADVERTISEMENT
Apabila melakukan PHK, suatu badan usaha harus tetap mempertahankan 90 persen karyawan dengan gaji yang tidak boleh berkurang.
"Jadi tidak boleh ada PHK. Kalaupun ada PHK, harus mempertahankan 90 persen karyawan dengan gaji yang tidak boleh berkurang dari sebelumnya, baru kita kasih kredit khusus dari Recovery Bond tadi,” ujar Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono dalam keterangannya di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Kamis (26/3).
Sementara itu, defisit anggaran dalam APBN 2020 yang diperkirakan melebar lebih dari 3 persen juga memaksa pemerintah untuk menambah pembiayaan atau utang.
Siap Salurkan BLT
Pemerintah akan memberi insentif berupa BLT kepada masyarakat menengah ke bawah atau tergolong miskin. Hal ini bertujuan untuk menjaga daya beli di tengah mewabahnya COVID-19.
ADVERTISEMENT
Susiwijono mengatakan, masyarakat rumah tangga termiskin menjadi salah satu kelompok yang bakal dapat stimulus dari pemerintah.
"Masyarakat rumah tangga termiskin, 40 persen rumah tangga termiskin atau sekitar 29,3 juta dialokasikan dalam bentuk bantuan langsung tunai," kata dia.
Namun, rencana penyaluran BLT masih dibahas antarkementerian dan lembaga. Sebab, setengah dari 29,3 juta orang tersebut menerima bantuan melalui Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
"Data valid di Kemensos adalah terkait penerima BPNT atau sering dikenal program kartu sembako, itu 15,2 juta. Sisanya 14,1 juta kita hitung lagi, sambil digulirkan, yang 15,2 juta kita kompilasi terus," jelasnya.
Tak hanya untuk kelompok miskin, pemerintah juga berencana memberikan bantuan bagi kelompok di sektor informal yang terdampak COVID-19. Contohnya para pedagang kecil, pengemudi ojek online, hingga pekerja harian di pusat perbelanjaan.
ADVERTISEMENT
"Datanya dari mana? Kami mencoba koordinasi dengan Pemda, terutama DKI, asosiasi pasar, dan lain-lain. Kedua, yang paling terdampak adalah pelaku usaha transportasi online, Gojek dan Grab. Kami minta data dari Gojek, Grab dan juga sebenarnya beberapa terkait dengan transportasi online lain dan pekerja informal harian lain," jelasnya.
Ancaman Pengangguran
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira, mengatakan dampak penutupan mal-mal tidak hanya membuat penurunan pendapatan bagi perusahaan saja. Melainkan, efek virus corona juga berdampak pada skala pekerjaan informal.
"Di mal juga omzet turun, kalau kita enggak jalan ke kantor karena kantor tutup artinya orderan ojek online turun drastis. Asalnya dari virus kesehatan, tapi efeknya ke perekonomian luar biasa," katanya melalui diskusi via live streaming yang diadakan kumparan, Kamis (26/3).
Sejumlah buruh pabrik di Jalan Industri. Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Bhima melanjutkan, pengaruh virus ini ke pengangguran tidak dalam waktu dekat. Artinya, tidak serta merta dampak virus corona membuat banyak pengangguran di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data BPS, jumlah pengangguran di Indonesia naik 50.000 orang di Agustus 2019. Alhasil dengan kenaikan tersebut, jumlah pengangguran menjadi 7,05 juta orang di Agustus 2019, dari sebelumnya di Agustus 2018 sebanyak 7 juta orang.
“Mungkin bukan PHK, tapi cuti tanpa dibayar. Ini sudah terjadi di sektor pariwisata atau gaji dibayar 50 persen. Bahkan, beberapa perusahaan sudah berniat tidak membayarkan THR. Kapan efeknya ke pengangguran? di tahun 2021,” papar Bhima
Bahkan sebelumnya, Ketua Umum Dewan Industri Event Indonesia (Ivendo) Mulkan Kamaludin mengatakan, imbas ditunda hingga dibatalkannya banyak event yang sebelumnya telah masuk kalender mereka, membuat puluhan ribu karyawan terancam merana.
"Di Industri MICE itu ada puluhan ribu pekerja terancam kehilangan mata pencaharian akibat wabah corona," ujar Mulkan, Sabtu (21/3).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan survei yang mereka lakukan sejak Presiden Jokowi mengumumkan dua warga Depok positif corona 2 Maret lalu hingga Kamis (18/3), setidaknya jumlah minimal pekerja industri kreatif yang terdampak sebanyak 54.871 dan maksimal 90.463 orang.
Data itu berbasis rekap konsolidasi 7 dari 18 komunitas yang mencakup 3 ribu lebih perusahaan dan profesional di bidang industri event.