Berita Populer: Profil Sukanto Tanoto Hingga Kegiatan Sri Mulyani di Arab Saudi

24 Februari 2020 6:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Meteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) saat menghadiri KTT G20 di Riyadh, Arab Saudi. Foto: Instagram/@smindrawati
zoom-in-whitePerbesar
Meteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) saat menghadiri KTT G20 di Riyadh, Arab Saudi. Foto: Instagram/@smindrawati
ADVERTISEMENT
Anderson Tanoto menjadi perbincangan publik setelah dipuji oleh Presiden Joko Widodo saat meresmikan pabrik Asia Pacific Rayon (APR) di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Jumat (21/2). Jokowi menganggap Anderson merupakan sosok muda yang pintar. Anderson merupakan anak dari Sukanto Tanoto, salah satu orang terkaya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Berita tersebut jadi salah satu yang paling banyak dibaca. Selain itu, ada juga berita Indonesia masuk ke daftar negara maju dan kegiatan Menteri Keuangan Sri Mulyani di pertemuan negara-negara anggota G20.
Berikut kumparan rangkum 3 berita populer ekonomi bisnis.
Pengusaha Sukanto Tanoto. Foto: FB @SukantoTanoto
Profil Sukanto Tanoto
Sukanto Tanoto, salah satu konglomerat Indonesia yang masuk daftar orang terkaya di dunia versi Forbes atau Forbes World's Billionaires 2019. Berdasarkan data Forbes, kekayaan Sukanto tercatat mencapai USD 1,4 miliar atau setara dengan Rp 19,7 triliun.
Selain soal kekayaannya, Sukanto baru-baru ini juga banyak dibicarakan karena penguasaan lahan di lokasi ibu kota baru, melalui perusahaan perhutanan PT ITCI Hutani Manunggal (IHM). PT ITCI Hutani Manunggal memegang konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) seluas 161.127 hektare di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Sukanto juga pendiri PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). RAPP yang kebutuhan kayunya dipasok oleh IHM, merupakan salah satu anak perusahaan Asia Pacific Resources International Holdings Ltd atau APRIL Group.
ADVERTISEMENT
Perusahaan tersebut menjadi salah satu induk usaha milik Sukanto Tanoto, di bawah payung Royal Golden Eagle (RGE).
APRIL Group bergerak di bisnis kertas dan bubur kertas (pulp and paper) yang beroperasi di Indonesia. Sukanto juga memiliki usaha yang sama di China, melalui bendera Asia Symbol. Yakni perusahaan yang memproduksi kertas dan bubur kertas, dari pabriknya di Shandong dan Guangdong.
Sukanto juga memiliki bisnis kelapa sawit, mulai dari hulu berupa perkebunan, hingga pabrik pengolahan, dan perdagangannya. Usaha bidang ini dikelola di bawah payung Asian Agri dan Apical. Selain kertas dan bubur kertas, serta sawit, bisnis Sukanto Tanoto juga merambah ke industri serat rayon yang menjadi bahan dasar tekstil.
Sektor ini dijalankan melalui bendera usaha Bracell di Brasil, Sateri di sejumlah kota China, dan Asia Pacific Rayon ke Kerinci, Jambi.
ADVERTISEMENT
Sektor lain yang dirambah adalah sektor energi, yakni eksplorasi dan eksploitasi LNG melalui payung usaha Pacific Oil & Gas (POG). Perusahaan energi tersebut mengelola ladang gas di sejumlah negara, seperti Kanada, China (Jiangsu dan Fujian). Sementara di Indonesia adalah Blok Kisaran dan MNK Kisaran PSC di Sumatera Utara, serta Blok Jambi Merang di Sumatera Selatan.
Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
AS Masukkan Indonesia ke Dalam Daftar Negara Maju
Kantor perwakilan Dagang Amerika Serikat (United States Trade Representative) mengeluarkan Indonesia dari daftar negara berkembang. Selanjutnya Indonesia dimasukkan ke dalam daftar negara maju. Selain Indonesia, ada Brasil, India, China, Korea Selatan, Malaysia, Thailand hingga Vietnam yang dimasukkan ke dalam daftar negara maju.
Mengutip South China Morning Post (SCMP), Minggu (23/2), keputusan tersebut bertujuan agar negara-negara tersebut tidak memperoleh perlakuan khusus dalam perdagangan internasional. Presiden AS Donald Trump dinilai frustrasi karena World Trade Organization (WTO) memberikan perlakukan khusus terhadap negara-negara berkembang dalam perdagangan internasional.
ADVERTISEMENT
Bila ada dugaan praktik subsidi negara dalam aktivitas ekspor, standar subsidi negara berkembang yang diperkenankan bisa lebih tinggi dari negara maju. Selain itu, proses investigasi terhadap dugaan subsidi terhadap negara berkembang lebih longgar. Ujung-ujungnya, produk negara berkembang bisa dijual lebih murah dan dapat menggilas produk sejenis di negara maju.
"China dinilai sebagai negara berkembang. India sebagai negara berkembang. AS sendiri disebut negara maju. Menurut saya, AS juga bagian dari negara berkembang," kata Trump pada bulan lalu saat kunjungan ke Davos, Swiss.
Menurut The Star, AS akan semakin mudah melakukan investigasi dan mengenakan tarif tambahan terhadap negara-negara maju baru seperti Indonesia, India, China, hingga Brasil bila hasil penyelidikan ditemukan adanya subsidi negara dalam aktivitas perdagangan. Keputusan subsidi ini pula yang menjadi perhatian Trump dalam perang dagang AS-China, di mana Trump menuding Pemerintah Xi Jinping memberikan subsidi terhadap produk ekspor Negeri Tirai Bambu sehingga memperlebar defisit perdagangan dengan AS.
ADVERTISEMENT
Direktur Studi WTO di Beijing Xue Rongjie menilai, keputusan terbaru tersebut dapat mengganggu sistem perjanjian dagang antarnegara yang telah berlaku saat ini.
“Sikap tersebut akan mengganggu kepentingan China dan negara anggota WTO," ungkap Xue.
Dasar pertimbangan AS lainnya untuk memasukkan Indonesia hingga China ke dalam daftar negara maju ialah kontribusi negara-negara tersebut terhadap perdagangan dunia telah tembus di atas 0,5 persen.
“Dasar lainnya seperti tingkat kematian usia bayi, tingkat literasi, dan harapan hidup pasca-melahirkan juga sebagai dasar menaikkan level ke negara maju," ungkap Xue.
Pertemuan bilateral Sri Mulyani dengan Menkeu Australia Josh Frydenberg di acara G20 di Riyadh, Arab Saudi. Foto: Instagram/@smindrawati
Mengintip Kegiatan Sri Mulyani di Arab Saudi
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ternyata sedang berada di Riyadh, Arab Saudi, untuk menghadiri pertemuan negara-negara anggota G20. Dikutip dari akun instagramnya, kunjungan kerja Sri Mulyani ke Arab Saudi berlangsung sejak Sabtu (22/2). Dia menghadiri pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral, negara-negara anggota G20.
ADVERTISEMENT
"Hari ini saya mulai menghadiri pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 - bertempat di Riyadh - ibu kota negara Saudi Arabia," tulis Sri Mulyani seperti dikutip kumparan dari akun instagram pribadinya, Sabtu (22/2).
Dalam foto-foto yang dibagikan, terlihat Sri Mulyani bertemu dengan para berbagai delegasi berbagai negara.