Berita Populer: Skenario Terburuk Dampak Corona hingga Cara Dapat Listrik Gratis

2 April 2020 6:27 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga memasukan pulsa token listrik di tempat tinggalnya, di Jakarta, Selasa (1/4/2020). Foto: Antara/Nova Wahyudi
zoom-in-whitePerbesar
Warga memasukan pulsa token listrik di tempat tinggalnya, di Jakarta, Selasa (1/4/2020). Foto: Antara/Nova Wahyudi
ADVERTISEMENT
Penyebaran virus corona diperkirakan bakal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pemerintah mengungkap skenario terburuknya yakni ekonomi bisa menyentuh minus 0,4 persen.
ADVERTISEMENT
Berita tersebut jadi salah satu berita populer ekonomi bisnis, Rabu (1/4). Selain itu, skema mengenai pemberian listrik gratis bagi pelanggan prabayar juga termasuk dalam deretan berita yang ramai dibaca.
Kritik yang dilontarkan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) terhadap kebijakan Presiden Jokowi menggratiskan tagihan listrik juga masuk dalam deretan berita populer.
Berikut 3 berita populer ekonomi bisnis, Rabu (1/4):
Skenario Terburuk Dampak Corona: Ekonomi RI Minus 0,4 Persen, Dolar Rp 20.000
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan saat konferensi pers terkait dampak virus corona di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Pemerintah mengumumkan skenario terburuk pada perekonomian domestik akibat penyebaran virus corona. Salah satunya pertumbuhan ekonomi bisa menyentuh negatif 0,4 persen di tahun ini.
Sementara untuk skenario berat, ekonomi domestik diperkirakan hanya tumbuh 2,3 persen di tahun ini, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 2,5 persen.
ADVERTISEMENT
Proyeksi-proyeksi tersebut bahkan jauh di bawah target dalam APBN 2020 yang sebesar 5 persen.
"Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi akan turun ke 2,3 persen, bahkan skenario lebih buruk minus 0,4 persen," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam video conference, Rabu (1/4).
Di sisi lain, nilai tukar rupiah diprediksi mencapai Rp 20.000 per dolar AS dalam skenario sangat berat. Sementara skenario berat kurs bisa mencapai Rp 17.500 per dolar AS di tahun ini.
Perkiraan itu lebih tinggi dari target dalam APBN 2020 yang hanya Rp 14.400 per dolar AS.
Inflasi pun diproyeksi meningkat hingga 5,1 persen di tahun ini untuk skenario sangat berat dan 3,9 persen untuk skenario berat. Angka ini juga jauh di atas target sebesar 3,1 persen dalam APBN 2020.
ADVERTISEMENT
Konsumsi rumah tangga dalam skenario terburuk akan anjlok menjadi 1,6 persen di tahun ini dan skenario berat hanya 3,22 persen. Dalam APBN 2020, konsumsi rumah tangga ditargetkan 5,0 persen.
Skema Pelanggan Prabayar Dapat Listrik Gratis dari Jokowi
Warga memasukkan pulsa token listrik di tempat tinggalnya, di Jakarta, Selasa (1/4/2020). Foto: Antara/Nova Wahyudi
Sebanyak 24 juta pelanggan dengan kategori berpenghasilan menengah ke bawah bakal dibebaskan dari tagihan listrik untuk April hingga Juni. Sementara yang 7 juta lainnya membayar separuh dari tagihan.
Lantas bagaimana mekanismenya untuk pelanggan yang menggunakan listrik prabayar alias token?
Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana menjelaskan, pelanggan 450 VA yang biasanya menggunakan token ini nantinya bakal diberi token gratis oleh PLN di awal bulan. Kisaran jumlahnya berpatokan pada pemakaian masing-masing pelanggan selama 3 bulan terakhir.
ADVERTISEMENT
"Untuk prabayar itu diberikan token gratis sebesar pemakaian bulanan, masing-masing kan beda, dan kami sudah punya profilnya itu ketahuan maksimum beli 3 bulan berapa. Itu yang kita beri gratis angka 3 bulan ke depannya, mereka digratiskan token untuk pemakaian paling tinggi 3 bulan terakhir," jelas Rida dalam video conference, Rabu (1/4).
Sedangkan pelanggan 900 VA, diberikan token dengan besaran yang juga berpatokan pada pemakaian listrik di 3 bulan sebelumnya. Bedanya, besaran token hanya 50 persen dari penggunaan mereka.
Pelanggan prabayar ini, nantinya bakal diberikan token secara bertahap per bulannya. Pemberian token itu bisa dilakukan melalui aplikasi yang sudah dimiliki PLN. Aplikasi itu sudah diujicobakan sewaktu memberi kompensasi pada pelanggan saat terjadi blackout di Pulau Jawa pertengahan tahun lalu.
ADVERTISEMENT
YLKI Nilai Pembebasan Tagihan Listrik 24 Juta Pelanggan PLN Salah Sasaran
Warga memasukkan pulsa token listrik di tempat tinggalnya, di Jakarta, Selasa (1/4/2020). Foto: Antara/Nova Wahyudi
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengapresiasi upaya Jokowi menggratiskan tarif listrik bagi 24 juta pelanggan dengan daya 450 VA.
Akan tetapi, yayasan ini menilai kebijakan tersebut salah sasaran. Semestinya, yang harus diprioritaskan adalah kelompok konsumen yang tinggal di perkotaan. Sebab, mereka lah yang terdampak langsung karena tidak bisa bekerja, atau aktivitas ekonominya berhenti (UMKM), karena mayoritas bekerja dari rumah.
"Sejatinya yang sangat membutuhkan kompensasi dan dispensasi adalah kelompok konsumen perkotaan, dan seharusnya tidak hanya kelompok 900 VA saja. Tetapi juga kelompok konsumen 1300 VA, yang juga secara ekonomi sangat terdampak. Apalagi banyak masyarakat perkotaan yang di-PHK, atau potong gaji karena perusahaannya bangkrut," kata Ketua Harian YLKI Tulus Abadi dalam keterangannya, Selasa (1/4).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, masyarakat pedesaan masih bisa bekerja seperti biasa karena tidak terdampak secara langsung atas wabah COVID-19. Apalagi jika tidak termasuk zona merah.
YLKI meminta pemerintah untuk merevisi kebijakan tersebut, dengan memberikan kompensasi atau diskon pengguna listrik 1300 VA yang tinggal di perkotaan, yang terdampak langsung oleh wabah COVID-19.
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!