Berita Populer: Tangis Sri Mulyani hingga Cerita PNS Bisa Mudik

26 Mei 2020 6:12 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Sri Mulyani Foto: dok. kemdikbud.go.id
zoom-in-whitePerbesar
com-Sri Mulyani Foto: dok. kemdikbud.go.id
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani menahan tangis saat menggelar silaturahmi secara virtual dengan jajaran di Kemenkeu. Apa yang dilakukan Sri Mulyani itu menyita perhatian publik dan menjadi salah satu berita populer kumparanBisnis sepanjang Senin (25/5).
ADVERTISEMENT
Kabar tersebut dilengkapi dengan cerita PNS yang tetap pulang kampung walau ada larangan. Selain itu, berita mengenai Johnson & Johnson yang setop produksi juga menjadi sorotan masyarakat.
Berikut ini selengkapnya berita populer kumparanBisnis sepanjang Senin (25/5):
Sembari Menahan Tangis, Sri Mulyani Ucapkan Terima Kasih ke Jajarannya
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat penyampaian SPT elektronik di Kantor Dirjen Pajak, Jakarta, Selasa (10/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Di hari kedua Lebaran, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menggelar silaturahmi daring (online) dengan keluarga besar Kementerian Keuangan. Dalam kesempatan ini, Sri Mulyani menyampaikan rasa terima kepada seluruh jajaran Kementerian Keuangan karena tetap menjalankan pekerjaan di tengah tekanan situasi pandemi COVID-19.
Dengan penuh haru dan suara tercekat menahan tangis, Sri Mulyani mengapresiasi kinerja para anak buahnya di seluruh Nusantara.
“Sekali lagi dengan terima kasih saya, rasa penghargaan saya, rasa syukur saya sebagai pimpinan jajaran Kemenkeu, terima kasih kepada Anda semua, telah menjalankan tugas. Semoga kita terus bersabar, bersyukur dan berikhtiar,” ungkap Sri Mulyani sembari berkaca-kaca, Senin (25/5).
ADVERTISEMENT
Menurut Sri Mulyani, Ramadhan dan Lebaran kali ini terasa sangat berbeda karena semua umat diuji dengan adanya pandemi virus corona. Hal ini juga membuat Kemenkeu harus mengubah cara kerja mereka dari awalnya bekerja di kantor menjadi bekerja dari rumah.
Meski kondisi berubah drastis, Sri Mulyani mengapresiasi sebab seluruh jajaran Kemenkeu tetap bekerja dan menjaga komitmen mereka dengan baik. Apalagi sebagai institusi bendahara negara, beban Kemenkeu juga tidak mudah untuk ikut menekan dampak pandemi.
Cerita PNS Bisa Mudik
PNS Balkot DKI Jakarta Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Pemerintah telah melarang mudik tahun ini bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai upaya memutus rantai penyebaran virus corona. Namun, pada kenyataannya ada juga abdi negara yang sudah bisa mudik.
Salah satunya Ria, yang bertugas di Kemenkumham pusat. Ria kembali ke kampung halamannya pada 28 Maret 2020 atau sebelum dikeluarkannya SE Menpan RB Nomor 36 Tahun 2020 tentang Pembatasan Kegiatan Bepergian ke Luar Daerah dan/atau Kegiatan Mudik bagi ASN dalam Upaya Pencegahan Penyebaran COVID-19.
ADVERTISEMENT
Beda dengan Ria, Toni seorang PNS yang enggan disebutkan instansinya, tetap bisa mudik setelah adanya larangan tersebut. Toni pulang sekitar 10 April 2020 karena khawatir terpapar virus corona. Apalagi, kata Toni, di sekitar tempat tinggalnya sudah banyak yang dijemput ambulans.
Toni mengakui ada sanksi yang mengancamnya kalau ketahuan pulang kampung. Namun, ia merasa instansinya belum mengetahui kabar tersebut. Untuk menyiasati peraturan yang harus share location, Toni sudah mengantisipasinya.
“Iya (ada kewajiban share location), tapi ada aplikasi di play store yang bisa malsukan lokasi kita. Kalau diminta share loc ya bisa diakali,” terang Toni.
Diduga Picu Kanker, Johnson & Johnson Setop Produksi Bedak Bayi di AS dan Kanada
Ilustrasi bedak bayi merek Johnson & Johnson. Foto: Getty Images/James Sullivan
Johnson & Johnson dilaporkan menghentikan produksi bedak bayi berbahan baku talc/talek di Amerika Serikat (AS) dan Kanada. Penghentian itu dilakukan di tengah tuntutan hukum yang dipicu dugaan bedak berbahan talc itu memicu kanker.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari CNBC, perusahaan menyatakan keputusan penghentian produksi itu dilakukan akibat menurunnya penjualan. Pada sisi lain, Johnson & Johnson berkeras produknya aman bagi kesehatan.
Gugatan hukum terhadap perusahaan farmasi yang berbasis di New Jersey, AS, itu sudah berlangsung bertahun-tahun. Menanggapi penurunan angka penjualan, Johnson & Johnson menyebut hal itu akibat kesalahan informasi (misinformasi) yang diterima masyarakat.
"Permintaan untuk bedak Johnson Johnson yang berbasis talc di Amerika Utara telah menurun karena sebagian besar perubahan dalam kebiasaan konsumen dan dipicu oleh informasi yang salah seputar keamanan produk dan rentetan iklan litigasi yang konstan," kata rilis perusahaan yang dikutip CNBC.
Kekhawatiran kesehatan tentang bedak talc telah mendorong ribuan tuntutan hukum di Amerika Serikat oleh perempuan yang mengklaim bahwa asbes dalam talc menyebabkan mereka mengidap kanker. Talc adalah mineral yang struktur kimianya mirip dengan asbes, yang diketahui menyebabkan kanker.
ADVERTISEMENT
Tapi sebuah penelitian yang dipimpin pemerintah AS tidak menemukan bukti kuat yang menghubungkan bedak bayi dengan kanker ovarium. Studi lain yang menyelidiki kemungkinan hubungan antara bedak dan kanker memiliki hasil yang bertentangan, meskipun sebagian besar tidak menemukan hubungan.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
*****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!